TEMPO.CO, Jakarta - Akses terhadap teknologi digital yang makin mudah merangsang perubahan gaya hidup masyarakat, termasuk dunia kreatif. Tak hanya desainer grafis, komikus dan ilustrator banyak yang mulai memanfaatkan peranti digital. Bahkan aplikasi menggambar dan mewarnai di perangkat bergerak telah banyak yang khusus menyasar anak-anak.
Meski melihat kondisi ini, chairman perusahaan alat tulis Faber-Castell, Count Anton Wolfgang von Faber-Castell, masih optimistis dengan masa depan alat gambar manual.
"Saya percaya pensil dan peranti digital dapat hidup berdampingan dengan bahagia dalam waktu yang lama," ujarnya dalam konferensi pers pameran bertajuk "Uniknya Kotaku di Museum Nasional", Jakarta, Sabtu, 15 Februari 2014.
Menurut Von Faber-Castell, peranti digital unggul dalam desain grafis yang ditujukan untuk ilustrasi game maupun film. Sedangkan melukis secara manual tetap akan dilakukan, terutama oleh para seniman karena mereka dapat lebih ekspresif menuangkan ide.
Pendapat serupa dikemukakan oleh komikus Indonesia Beng Rahadian. "Lewat menggambar secara manual, seniman dapat belajar merasakan tekanan dengan kertas, dan ini tak didapatkan dari peranti digital," ujar Beng.
Apalagi, kata Beng, saat ini muncul gerakan di antara para ilustrator dan komikus untuk beralih dari peranti digital dan kembali menggunakan kertas dan pena. "Ini karena lukisan secara manual merupakan dasar-dasar kesenirupaan," katanya.
RATNANING ASIH