TEMPO.CO, Jakarta - Musikus dan politikus Eros Djarot menilai Indonesia saat ini begitu kering, monoton, dan kaku. Tidak ada penyegaran. Hubungan kekeluargaan pun menghilang diganti dengan kehidupan individualitas.
"Saya merindukan hubungan yang intim, hubungan kekeluargaan yang intim," Eros menegaskan kepada Tempo, Selasa, 11 Februari 2014.
Eros menilai kehidupan bermasyarakat saat ini menganut hubungan transaksional. Eros mencontohkan jika ingin bertemu orang penting, mereka hanya bisa bertemu dengan manajernya saja.
Kondisi transaksional ini membuat Indonesia semakin kaku. Individualitas menjadikan kasih sayang antar sesama berkurang. "Tidak ada lagi spontanitas, dalam kondisi Indonesia seperti sekarang, kreativitas juga makin berkurang," Eros mengeluhkan.
Kerinduan Eros ini mungkin menjadi alasan mengapa ia menggelar Konser 40 Tahun Berkarya pada Valentine day atau Hari kasih Sayang. "Momen yang pas itu hanya Valentine," kata Eros.
Seniman dan musikus ini menyajikan konser perjalanan karier yang dibuatnya dengan konsep tribute berjudul "40 Tahun Eros Djarot Berkarya". Pria berusia 63 tahun ini menyertakan banyak musikus dalam konser ini. Selain itu, ia juga melibatkan tiga orang konseptor, yang piawai di bidangnya, yaitu Erwin Gutawa, Jay Subiakto, dan Mira Lesmana.
RINA ATMASARI | HADRIANI P
Topik Terhangat
Busway Bekas | Dinasti Atut | Jokowi | Gunung Kelud | Ahok |
Berita Terpopuler
Indah Dewi Pertiwi Akui Kenal Wawan, Manajernya
Hugh Jackman Pandu Tony Awards 2014
Diminta Nyanyi Gelas Kaca, Nia Bilang Sudah Pecah
Cinta Penelope Akan Bergaya Gotik di Pesta Nikah
Lenny Agustin Dapat Kartu Valentine