TEMPO.CO , Jakarta: Menjelang pemilihan umum legislatif, banyak cara yang dilakukan para calon legislatif. Salah satu di antaranya Lathifa Marina Al Ashori, caleg termuda dari Partai Nasdem. Gadis kelahiran Samarinda, 20 Agustus 1992 ini pekan lalu mengadakan program Kafe Lathifa: "Ngopi Pintar!", sebuah wadah untuk berdiskusi hal-hal yang essential tapi dengan sangat santai. Acara berlangsung di Kaffe Tjikini, Jakarta Pusat.
Dia menceritakan nama Kafe Lathifa diinspirasi oleh masa kecil Lathifa yang dibesarkan di restoran bernama Warkop Insitut Teknologi Bandung (ITB) milik ayahnya, Anshori.
Lathifa, sebelumnya adalah presenter dan koresponden Metro TV di Timur Tengah dan juga pernah menjadi koresponden eNews TV di Johanessburg Afrika Selatan sebagai analis politik Timur Tengah dan Afrika sampai sekarang.
"Di acara ini saya menyampaikan poin-poin mengapa saya sebagai anak muda maju ke dunia politik. Selain kesadaran saya pribadi, saya melihat hanya sedikit teman-teman orang muda yang berjuang melawan ketidakadilan di negara ini," katanya serius pada Tempo, Rabu, 12 Februari 2014.
Dia mengakui juga terinspirasi pemikiran-pemikiran para dosennya di Faculty of Economics and Political Science, Cairo University, Mesir. "Melalui mereka saya jadi tahu banyak tentang pemikiran politik di Timur Tengah dan Afrika," kata Lathifa.
Wanita berkulit putih ini juga menceritakan alasannya mengapa nyaleg di DPR RI, bukan di DPRD Tk I atau Tk II dulu.
"Karena saya merasa punya kemampuan. Dari delapan tahun di Mesir sebagai modal untuk saya bisa nyaleg. Meskipun resikonya saya harus memulai dari nol di Jakarta, ya tidak apa-apa. Namanya juga perjuangan," katanya diplomatis.
Dan Lathifa memang bersemangat dengan gaya ngafe untuk tugas calegnya ini. "Saya mengajak para pemuda supaya jangan anti politik. Dan karena saya merasa muda, jadi saya punya cara untuk mendekati kaum saya, orang muda," ujarnya optimis.
Lathifa yang merupakan lulusan Indonesia pertama dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Politik, Universitas Cairo – Mesir, dengan gelar Bachelor of Art in Political Science pada Juni tahun lalu yakin bisa meraih suara dari kalangan muda.
"Saya tidak berasa ada gap. Justru saya mau tunjukan seorang anak muda bisa saja akhirnya tertarik ke Partai karena melihat human interest yang diperlukan mereka."
HADRIANI P
Topik Terhangat
KRI Usman Harun | Dana Haji | Transjakarta Bekas | Caleg Selebritas | Banjir Jakarta |
Berita Terpopuler
Ini Pujaan Hati Donghae Suju
Mimpi Pernikahan Serba Hitam Cinta Penelope
Mengapa Lagu Eros Djarot Puitik dan Romantis?
Aming Berguru pada Nia Dinata dan Joko Anwar
Indah Dewi Pertiwi Akui Kenal Wawan, Manajernya