TEMPO.CO, Jakarta - Sinden asal Surakarta, Peni Candra Rini, akan memamerkan suaranya diiringi alat-alat musik Sentana Art. Peni akan berpentas di Bentara Budaya Jakarta malam ini, Kamis, 6 Februari 2014. Pentas ini sekaligus membuka pameran alat musik Sentana Art
Peni dikenal sebagai pesinden yang cukup mumpuni kendati masih muda. Peni lahir 22 Agustus 1983 di Desa Ngentrong, Campurdarat, Tulungagung. Ia terlahir dari keluarga seni. Darah seninya mengalir dari kakek buyutnya, Seran, seorang pemain gender; dan ayahnya, Wagiman, yang merupakan dalang.
Sejak kecil Peni sudah dikenalkan dengan cengkok tembang Jawa dengan nada wiledan, gregel, slendro, dan pelog. Dia menang dalam berbagai perlombaan saat di sekolah. Dia juga mendapat medali perak sebagai vokalis terbaik pada The Spring Friendship Art Festival, Pyongyang, Korea Utara, tahun 2008.
Kemampuan Peni makin terasah dengan sentuhan seniman kondang Rahayu Supanggah. Dia bergabung dengan Garasi Seni Benowo (GSB) dan menjadi sinden untuk karya-karya Rahayu Supanggah. Dia juga menjadi sinden untuk karya-karya puisi Garin Nugroho. Selain menjadi sinden, dia juga seorang komponis.
Kemampuan Peni ini membuatnya diundang ke berbagai acara kesenian, seperti International Gamelan Festival Amsterdam, Belanda, 2007; Jakarta Art Festival, 2007; Solo International Ethnic Festival, 2010; Asia Pasific Performance Exchange, Bali, 2010; Harare International Festival of the Arts, Zimbabwe, Afrika, 2011; Malay Gamelan Festival, Trengganu, Malaysia, 2011; dan World Festival of Sacred Music di Los Angeles, Oktober 2011.
DIAN YULIASTUTI | KELOLA