Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Membuat Film, Mereka Bisa Membangun Masjid

image-gnews
Festivalfilmpurbalingga.blogspot.com
Festivalfilmpurbalingga.blogspot.com
Iklan

TEMPO.CO, Purbalingga -Eko Junianto, siswa SMPN 4 Satu Atap Karangmoncol,  Purbalingga, Jawa Tengah tak bisa menyembunyikan kegembiraan di wajahnya.  Dengan bangga, ia menyerahkan uang sebesar Rp 15 juta ke sekolahnya. Uang hasil menang lomba festival film itu rencananya akan digunakan untuk membangun masjid di sekolahnya. "Alhamdulillah, kini sekolah kami bisa punya masjid," kata Eko, usai menyerahkan uang ke sekolahnya, Sabtu, 26 Oktober 2013.

Film yang disutradarai Eko,  Tuyul, berhasil menang dalam Festival Sagamovie di Jakarta September lalu. Nunik, rekan sekolah Eko, juga menjadi pemenang di kategori yang lain melalui film besutannya yang berjudul Cermat Menabung. Festival film dengan dewan juri Subagjo Budisantoso (Institut Kesenian Jakarta), Eugene Panji (sutradara), Nina Tamam (Aktris) menilai kedua film itu pantas menjadi juara.

Eko mengatakan, uang yang diterimanya sebagai hadiah akan digunakan untuk  membangun masjid berukuran 15 x 15 meter. Selama ini mereka belum memiliki masjid sehingga tak bisa melakukan ibadah jamaah sholat Dhuha dan Zuhur.

Pelajar SMPN 4 Satu Atap Karangmoncol selama ini sering merajai berbagai gelaran festival film di Indonesia. Meski sekolah mereka berada di lereng Gunung Slamet, ide pembuatan film mereka selalu segar.

Rata-rata siswa SMPN 1 Atap berasal dari desa. Sebut saja Misyatun, dari generasi pertama sineas sekolah itu yang filmnya sudah sering menjadi juara di berbagai festival. Beberapa film besutan Misyatun di antaranya, Baju Buat Kakek, Pigura, Langka Receh dan Lawuh Boled.

Setelah generasi Misyatun, muncul generasi adik-adik kelas yang dimotori oleh Yasin Hidayat. Ia memproduksi Sang Maestro  dan Hanacaraka yang menjadi jawara di International KidsFfest, Finalist Festival Film Solo dan Festival Film Purbalingga. Yasin juga terlibat dalam pembuatan film Pigura  dan Langka Receh.

Film pendek yang terakhir disebut menjadi karya yang cukup fenomenal. Film yang digarap  Eka Susilawati dan Miftakhatun itu panen penghargaan di ajang festival nasional maupun international. FFI 2012, Jambore Film 2012, Tiri Tv Integritas, Festival Film Solo, International KidsFfest, Asia International Film Festival and Award, dan terakhir Local Culture Film Festival 2013.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kepergian Darti, Yasin, dan Eka kini digantikan oleh generasi Eko Junianto yang telah menyelesaikan empat buah film. Diantaranya, satu film fiksi, satu film dokumenter, dua karya video iklan layanan masyarakat dan satu film animasi. "Eko Junianto dan kawan-kawannya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler film Sawah Artha Film di SMP kami. Mereka ingin meneruskan jejak para pendahulunya seperti Darti, Misyatun, Yasin dan Eka," kata guru pembing ekskul film, Aris Prasetyo.

Tak hanya menggarap film fiksi dan dokumenter, generasi sineas selanjutnya mulai coba-coba membuat film animasi. "Untuk belajar film animasi, kami biasa menginap di perpustakaan sekolah," kata Darminto.

Film animasi pertamnya berjudul Booster. Karakter di film itu dibuat oleh Rusmati, yang banyak mengadopsi tokoh-tokoh pewayangan. Animasi berdurasi lima menit ini menceritakan tentang perilaku wayang (manusia) yang tidak sabar menghadapi proses alamiah sebuah pohon. Sehingga manusia memaksa dengan pemberian pupuk berlebih dan tidak tepat waktu. Akibatnya malah menimbulkan kerusakan alam. "Lama produksi film ini sekitar 3 minggu," ujar guru pembimbing ekskul film, Aris Prasetyo, yang selalu sabar mendampingi siswanya.

Berbekal laptop hasil kejuaraan Jambore Film Pendek di Bogor belum lama ini, Darminto dan kawan-kawan menggarap film animasi ini. Sebagai orang desa yang baru pertama kali memegang laptop, Darminto mengaku puas dengan hasil karyanya. "Kami akan membuat lagi dengan hasil yang lebih bagus," ujarnya.

ARIS ANDRIANTO

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Ingin Membuat Film? Kenali 5 Tahap Produksi Ini

5 Mei 2023

Ilustrasi syuting. (net)
Ingin Membuat Film? Kenali 5 Tahap Produksi Ini

Pembuatan film memiliki 5 tahap, yakni pengembangan, pra-produksi, produksi, pasca-produksi, dan distribusi.


3 Film Indie Terbaik Pilihan Forum Film Jawa Barat 2022

29 Desember 2022

Forum Film Jawa Barat menganugrahkan tiga film independen terbaik 2022 di Bandung. (Dok.Panitia)
3 Film Indie Terbaik Pilihan Forum Film Jawa Barat 2022

Penghargaan itu diberikan Forum Film Jawa Barat di ruang Auditorium Bandung Creative Hub pada Selasa, 27 Desember 2022.


Minikino Film Week 4, Ada Pengenalan Teori Akting

7 Oktober 2018

Suasana pembukaan Minikino Film Week 4 di Danes Art Veranda, Denpasar, Sabtu, 6 Oktober 2018(TEMPO/BRAM SETIAWAN)
Minikino Film Week 4, Ada Pengenalan Teori Akting

Sederet sineas Tanah Air dan mancanegara ikut meramaikan festival film pendek Minikino Film Week 4 di Denpasar, Bali.


Mobil Bekas dan Malila Bakal Diputar di FMM 2018

28 Februari 2018

Para pendukung dan penyelenggara Film Musik Makan 2018. Cornelio Sunny, Harlan, Adrian Yunan, Mieske Taurisia, Ismail Basbeth. TEMPO/Dian Yuliastuti
Mobil Bekas dan Malila Bakal Diputar di FMM 2018

Tujuh film Indie tampil di FMM 2018 ditemani musik dari Rental Video


Pudarnya Paradigma Hollywood-sentris di Dunia Perfilman

29 November 2017

Hollywood. wikipedia.org
Pudarnya Paradigma Hollywood-sentris di Dunia Perfilman

Produser di beberapa negara mulai fokus menggarap film-film yang mengandung nilai-nilai lokal, tak lagi berkiblat pada Hollywood


Warga Kota Besar Mulai Tertarik Nonton Film di Bioskop Alternatif

18 September 2017

Adegan dalam film Life of Pi. indiewire.com
Warga Kota Besar Mulai Tertarik Nonton Film di Bioskop Alternatif

Banyak penonton yang merasa film yang ditawarkan bioskop alternatif berbeda dengan bioskop jaringan.


Dua Sekolah Ini Jadi Pemenang Kompetisi Kid Witness News  

7 Februari 2017

Corporate Communication Manager PT. Panasonic Gobel Indonesia, Viya Arsawireja pada acara Kid Witness News di Jakarta, Selasa 7 Februari 2017. Tempo/ Tongam sinambela
Dua Sekolah Ini Jadi Pemenang Kompetisi Kid Witness News  

Sebagai pemenang, dua sekolah ini akan mewakili Indonesia di Kid Witness News tingkat global.


Menteri Rudiantara dan Muhadjir Nonton Film Lentera Maya

3 Februari 2017

Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara bersama pegiat media sosial yang tergabung dalam Masyarakat Indonesia Anti Hoax, menggelar kegiatan sosialisasi sekaligus deklarasi Masyarakat Anti Hoax saat Car Free Day, Jakarta, 8 Januari 2017. Kegiatan ini merupakan aksi simpatik untuk mengajak seluruh masyarakat agar peduli dan bersama-sama memerangi persebaran informasi hoax yang marak di media sosial. TEMPO/M Iqbal Ichsan
Menteri Rudiantara dan Muhadjir Nonton Film Lentera Maya

Menteri Rudantara dan Muhadjir menggalakkan literasi digital.


Erix Soekamti Luncurkan Film Perjalanan ke Indonesia Timur  

23 Januari 2017

Bustar dan Rami, pemeran dalam film dokumentar : Living on Board yang dibuat Erix Soekamti. Foto: Endank Soekamti
Erix Soekamti Luncurkan Film Perjalanan ke Indonesia Timur  

Anggota band Endang Soekamti, Erix, membuat video dokumenter perjalanannya dengan kapal pinisi ke Indonesia timur.


Rio Dewanto Luncurkan Film Dokumenter Konflik Agraria  

17 Januari 2017

Solidaritas Rio Dewanto terhadap Petani Langkat. TEMPO/Ilil Askar
Rio Dewanto Luncurkan Film Dokumenter Konflik Agraria  

Konflik agraria di Langkat menarik perhatian Rio Dewanto.