TEMPO.CO, Yogyakarta - Busana dan dekorasi resepsi pernikahan putri keempat Raja Keraton Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gusti Kanjeng Ratu Hayu, dengan Kanjeng Pangeran Notonegoro didominasi warna kesukaannya, yaitu hijau tosca dan ungu. Itu terlihat dari busana hijau yang dikenakan sepasang pengantin saat kirab dari Keraton Yogyakarta ke gedung Kepatihan di Jalan Malioboro yang berlangsung Rabu, 23 Oktober 2013.
Selain itu, tenda tamu undangan di bangsal Kepatihan juga berwarna ungu. “Hijau tosca dan ungu itu warna kesukaan Mbak Hayu. Kalau masa (pernikahan) saya dulu, pakai nuansa hijau dan oranye,” kata adik Hayu, GKR Bendara.
Warna hijau tosca terlihat pada warna busana paes ageng jangan menir, yang dikenakan saat kirab di dalam kereta Kiai Jongwiyat. Busana sepasang pengantin itu terbuat dari kain beludru. Untuk pengantin laki-laki, mengenakan khuluk (tutup kepala) berbentuk seperti pot terbalik yang berwarna hitam. Namun, saat tiba di bangsal Kepatihan, kedua pengantin berganti busana dengan warna hitam.
Sultan pun mengenakan busana takwa dengan dasar warna hijau tosca muda dengan motif bunga waena hijau tosca tua dan biru. Sedangkan permaisurinya, GKR Hemas, mengenakan kebaya tangkepan warna hijau tosca muda.
Bahkan, empat ekor kuda dhawuk yang menarik kereta yang ditumpangi pengantin juga mengenakan hiasan di kepalanya berupa bulu warna hijau tosca. Warna tersebut juga digunakan Notonegoro untuk memilih bunga mawar warna hijau tosca muda yang diberikan Hayu.
Pemberian setangkai mawar itu dilakukan saat Notonegoro menjalani malam midodareni. Notonegoro menitipkan mawar hijau tosca kepada Sultan saat bersama Hemas mengunjunginya di bangsal Kasatriyan. Kemudian Sultan memberikannya kepada Hayu di bangsal Sekar Kedhaton.
PITO AGUSTIN RUDIANA
Berita Terpopuler:
Vicky Prasetyo Senang Bisa Meng-Islam-kan Corrien
Wah, Wali Kota Airin Dalam Incaran KPK
Uang Rp 2,7 Miliar Bukti Suap Baru Akil Mochtar
Kasus Pelecehan Seksual di SMP 4 karena Kepolosan
Marzuki Alie: Ada Duit Suap ke Kongres Demokrat