TEMPO.CO, Jakarta -Sosok Kris Biantoro, yang dikenal dengan sapaan Bung Kris, pada era akhir tahun 70-an dan 80-an menjadi salah satu ikon sukses pembawa acara televisi. Di saat itu, duet Bung Kris dan Bung Koes --Koeshendratmo mitranya, menjadi tolak ukur bagi para pembawa acara terutama acara kuis. Pemilik nama Christoporus Soebiantoro yang kelahiran Magelang, 17 Maret 1938 ini merupakan pribadi yang memegang tinggi tentang etika sopan santun semasa hidupnya.
Sekitar tahun 1997, ketika Tempo Interaktif (kini Tempo Co) mewawancarai Kris Biantoro di kediamannya di Kompleks Bukit Permai Cibubur, Kris Biantoro begitu detail dan teliti untuk memastikan apa itu Tempo Interaktif? Paska pembredelan Majalah TEMPO pada 21 Juni 1994, melalui Pusat Data Analisa TEMPO yang menjadi cikal bakal berdirinya Tempo Interaktif sebagai situs pemberitaan melalui internet.
"Oh, jadi Tempo Interaktif masih sama dengan Majalah TEMPO? Yang ini perjuangan versi paska bredel ya? Saya salut untuk itu? Bagus, Merdeka!" kata Bung Kris yang saat itu masih bugar dan semringah menerima Hadriani Pudjiarti dan Toriq Hadad dari Tempo Interaktif yang datang mewawancarainya.
Saat itu, tema wawancara tentang fenomena aneka kuis di televisi. Sebagai salah satu tokoh yang paham tentang pertelevisian, nama Kris Biantoro menjadi acuan. Maklum dia pernah sukses menjadi pembawa acara kuis "Dansa yo Dansa", "Suka Hati" dan "Silakan Terka" yang tayang di TVRI.
"Saya bersuka cita menyaksikan perkembangan kuis yang begitu luar biasa dengan para pembawa acaranya seperti Tantowi Yahya, Dede Yusuf dan masih banyak lagi. Yang perlu ditingkatkan adalah passion mereka supaya ada kesinambungan antara acara dan sosok pembawa acaranya," ujar Bung Kris saat itu.
Sebelumnya, ketika Tempo Interatif mengajukan permohonan wawancara Kris Biantoro meminta mengirimnkan surat permohonan lengkap dengan daftar pertanyaan.
"Saya tidak suka dengan wartawan yang maunya langsung tancap gas tanpa ba bi bu main serobot saja. Mereka seenaknya enggak pakai kulunowun untuk mengkonfirmasikan suatu hal," kata suami Maria Nguyen Kim Dung ini, saat itu.
Pria yang sempat bermain di film Si Manis Jembatan Ancol dan Bulan di Atas Kuburan pada tahun 1973, kemudian film Atheis dan Paul Sontoloyo tahun 1974 ini, pada setiap menerima kesempatan wawancara khusus begitu menekankan tentang etika sopan santun.
Dia berpesan, "Kita bangsa Indonesia, bangsa yang ramah tamah. Tidak ada salahnya untuk segala hal tetap memegang kebiasaan baik begini. Bukan main hantam kromo langsung tancap gas."
Kini, MC dan presenter legendaris yang selalu mengedepankan etika sopan santun telah meninggal dunia di Rumah Sakit Medica, Cibubur, Jakarta Timur, pada, Selasa, 13 Agustus 2013,pukul 13.30 WIB. Dan pesan mulia ini akan menjadi kenangan indah dan abadi. Selama jalan Bung Kris!
HADRIANI P
Berita Terhangat
Suap SKK Migas
Sisca Yofie
FPI Bentrok
Arus Balik Lebaran
Konvensi Partai Demokrat
Berita Lain
Kicauan Ustad Felix Siauw Ramai di Twitter
Disindir Obama, Ini Jawaban Ibu Kim Kardashian
Matt Damon: Saya Putus dengan Obama