TEMPO.CO, Jakarta - The show must go on. Inilah prinsip musikus jazz kawakan Idang Rasjidi saat mengisi puncak acara Ramadan Jazz Festival 2013 pada Jumat malam, 19 Juli 2013, di Masjid Cut Meutia, Jakarta.
Idang, 55 tahun, sedang menjalani masa pemulihan komplikasi organ tubuhnya. Pada 5 Juni 2013 silam, Idang sempat menjalani rawat inap di rumah sakit. Mengenakan baju koko warna putih senada dengan celana, Idang naik ke panggung bersama formasi band yang lengkap. Ia lantas duduk di kursi menghadap piano.
"Ada baiknya kita meredam suara kita. Mari kita bicara tentang keteduhan karena yang akan merasakannya adalah kita sendiri," kata Idang memberikan pengantar sebelum memainkan piano.
Lalu, mengalun lagu salawat Salam Alaika diiringi alat musik lain: gitar, bas, perkusi, saksofon, dan flute. Terlihat sesekali tangan Idang gemetar karena masih tahap pemulihan. Juga saat Idang memainkan suling, tangannya agak kesulitan. Pada nada awal, suara suling terdengar fals. Namun ia bisa mengatasinya dengan baik.
"Maklum, ya, tanganku gemetar, doakan lekas sembuh," kata Idang, yang diikuti kata 'amin' dari penonton. Bersama formasi band lengkap, Idang menyuguhkan empat lagu andalan. Salah satu lagu berjudul Ya Ramadan, yang sengaja diciptakan untuk perhelatan acara ini. Meski kondisi badannya belum membaik sempurna, Idang tak mau absen dari perhelatan Ramadan Jazz.
Acara ini merupakan bentuk dedikasinya bagi perkembangan musik jazz. Terlebih, Idang mengaku salut kepada RICMA, Remaja Islam Masjid Cut Meutia, yang menyelenggarakan acara ini. Para penggagas acara yang mayoritas anak muda itu memberi semangat bagi Idang untuk menularkan kecintaannya kepada musik.
NURUL MAHMUDAH