TEMPO.CO , Jakarta:Penyanyi keroncong, Waljinah tak menyangka meraih hasil gemilang setelah 45 tahun berkarya di dunia musik. Ia meraih penghargaan bergengsi Lifetime Achievement dalam Anugerah Musik Indonesia 2013 atas dedikasinya di dunia keroncong.
“Terharu hampir menangis,” kata penyanyi asal Solo, Jawa Tengah ini usai menerima piala AMI Awards 2013. “Senang sekali saya mulai nyanyi umur 22 tahun, sekarang umur 67 tahun, rasanya jerih payah saya bisa dihargai.”
Waljinah punya harapan lain. Dia ingin anak muda masa kini bisa menyanyi keroncong. Jenis musik ini memang kurang menarik minat anak muda. “Karena kebudayaan kita sendiri kalau dicuri orang lain kan ngamuk,” kata pelantun tembang Walang Kekek ini.
Waljinah saat ini sudah mendirikan sekolah musik keroncong di Solo, Jawa Tengah. “Di Solo saya mendirikan sekolah gratis dari SD sampai SMA,” kata dia. “Pengen nularin musik keroncong ke mereka.”
Ini pertama kalinya Waljinah meraih penghargaan di ajang AMI Awards. Dia memang telah dinobatkan sebagai Ibu Keroncong Indonesia oleh seniman di Jawa Tengah yang tergabung dalam Komunitas Waoreng Kerontjong Semarang pada 21 April 2013.
Usia Waljinah memang sudah tidak muda. Ia sudah sakit-sakitan. Namun Waljinah tetap eksis berkarya. Bahkan dia akan tampil menghibur orang Jawa yang sudah ratusan tahun tinggal di Suriname pada Agustus 2013.
Waljinah lahir di Solo tahun 1945. Ia bungsu dari sepuluh bersaudara. Waljinah kecil menggemari tembang-tembang tradisional Jawa. Pada tahun 1958, ia juara dua kompetisi menyanyi yang diselenggaran oleh Radio Republik Indonesia. Sepanjang perjalanan karirnya, Waljinah menelurkan 200 album dan 1.500 lagu rekaman.
NURUL MAHMUDAH
Topik Terhangat:
Tarif Progresif KRL | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | PKS Didepak? | Puncak HUT Jakarta
Berita Terpopuler:
PAN Tolak RUU Ormas, 'Pecat Besan!'
Ada SBY, Tepuk Tangan Meriahnya untuk Jokowi
Rumah Banyak, Satu yang Jadi Favorit Djoko Susilo