Karya yang terbilang 'berani' dari kelompok lesbian yang menamakan diri the Children of Srikandi Collective ini menuturkan kisah dalam sudut pandang unik. Pasalnya, film ini mangaitkan tokoh pewayangan Srikandi sebagai benang merah untuk menyampaikan pesan tentang diferensiasi seksual para perempuan yang beragam dan cair.
Tidak hanya menghadirkan kisah perempuan yang mengalihkan orientasi seksualnya menjadi penyuka sesama jenis, film ini juga mengangkat kisah dari Soleh dan Anik. Mereka berdua adalah dalang dan sinden yeng bertransformasi dari laki-laki menjadi perempuan. Untuk kisah para lesbian sendiri, ada sisi-sisi humanis yang muncul tentang terusirnya mereka dari keluarga, pergulatan religius dan pilihan seksual serta kisah cinta unik antar sesama lesbian.
“Sebenarnya Srikandi adalah tokoh yang berbeda di film ini," kata Stea Lim, produser film itu. "Kami memang pakai Srikandi ini bukan di sosok gendernya, tapi sebagai wanita yang tidak biasa, dia banyak tantangan di masyarakatnya jaman itu.”