TEMPO.CO, Jakarta - Semakin menjamur anak alay lewat tayangan di televisi dengan menjadi penonton berbayar, menurut pengamat media Nina Mutmainah Armando akan sangat sulit dihentikan. Anak alay itu sudah menjadi sebuah komoditas yang menguntungkan berbagai pihak terkait.
"Akan terus tumbuh, bahkan acara keagamaan lama-lama mirip.,” kata Nina. “Karena semua acara di TV akan dikemas seperti hiburan dengan unsur heboh, banyak atraksi, bukan hanya sekedar artisnya saja ditampilkan," kata Nina.
Nina melihat, seringnya acara tersebut justru melecehkan penonton atau penampil lain yang memiliki kekurangan dalam fisiknya. "Siapapun yang tampilannya agak unik, seperti gemuk atau giginya yang tonggos. Mereka di lecehkan atau dibully, ini yang enggak boleh di eksploitasi, aturan KPI nya ada," kata Nina.
Menurut dosen Komunikasi Fisip UI ini, pengisi acara serta penonton alay yang berkelakuan berlebihan itu justru mengkhawatirkan. Demi eksis, seseorang mampu melakukan hal-hal yang tidak lazim. "Di kamera semakin bergaya berani, bergaya gokil atau kebanci-bancian akan semakin terus dipakai. Ini semacam ada kerjasama dan membuka kesempatan peluang untuk tampil," kata komisioner KPI itu.
Semakin lama, akan semakin kreatif gaya alay yang dikeluarkan oleh penonton berbayar itu.Nina meminta peran orang tua ketika anak-anak sudah terpengaruh dengan gaya penonton berbayar itu. "Penting sekali anak-anak yang menonton televisi didampingi orang tuanya. Orang tua harus menjelaskan ke anak-anak kalau mereka melakukannya dengan dibayar," katanya.
Bagi anak kecil yang tidak kritis, prilaku tersebut mudah ditiru. "Absolout nilai, diikuti karena dipikir benar," katanya."Jaman sekarang orang tua harus melek, karena potensi dampaknya bagi remaja yang tidak kritis, menurut mereka hal tersebut lazim," ucap Nina.
ALIA FATHIYAH
Berita Lain:
Edsus Aksi Alay
Perempuan Ini Berhenti Kerja Demi Jadi Alay
Begini Tampang Manusia 100 Ribu Tahun Mendatang
Simon Cowell Dilempar Telur dari Atas Panggung
Istri Delon Pernah Jadi Anak Alay
Diledek di TV, Elly Sugigi Dibela KPI
Anak Alay Rela Dibayar Nasi Kotak