TEMPO.CO, Jakarta -Satu novel lama warisan mendiang Marah Roesli akan segera terbit. Berjudul Memang Jodoh, buku itu berkisah tentang masalah adat berdasarkan pengamalan nyata perkawinan Bapak Roman Modern Indonesia itu. "Novel ini semi otobiografi kakek, bukan biografi penuh," kata salah seorang cucunya, Rully Roesli kepada Tempo, Sabtu, 8 Juni 2013.
Sedianya, peluncuran novel itu dilakukan hari ini. Namun rencana itu ditunda sampai kepulangan Rully dari luar negeri 20 Juni mendatang. "Kalau bisa segera pada akhir Juni ini atau sampai sebelum puasa," ujarnya.
Novel Memang Jodoh sebenarnya sudah rampung ditulis pada 1961. Novel itu merupakan kado Marah Roesli untuk istrinya, Raden Ratna Kancana binti Kartadjumena, pada hari ulang tahun ke-50 pernikahan mereka, 2 November 1961.
Pengarang novel Sitti Nurbaya dan La Hami itu berwasiat kepada keluarga besarnya agar penerbitan novel Memang Jodoh itu dilakukan 50 tahun kemudian setelah bukunya rampung. "Setelah keluarga berembuk, kami sepakat menjadikan warisan keluarga ini untuk kesusasteraan Indonesia," kata dokter spesialis ginjal di Bandung itu.
Menurut Rully, novel Memang Jodoh merupakan babak kehidupan nyata Marah Roesli. Sebelumnya, sastrawan angkatan Balai Pustaka yang wafat di usia 78 tahun pada 1968 itu mengangkat kisahnya soal kawin paksa pada roman Sitti Nurbaya. "Banyak kisah drama dan intrik seputar perkawinannya pada novel ini yang menentang poligami (beristri lebih dari satu)," ujarnya. Karya ini merupakan novel terakhir Marah Roesli yang belum pernah dicetak.
ANWAR SISWADI
Topik terhangat:
Tarif Baru KRL | Kisruh Kartu Jakarta Sehat | PKS Membangkang | Ahmad Fathanah
Berita terkait:
Wakil Gubernur Bujuk Damai Pramugari Sriwijaya Air
Asosiasi Penumpang: Pemukul Petugas KRL Ditindak
Pramugari Sriwijaya Air Sepupu Indra Bekti
Dasar Pramugari Larang Pakai Ponsel dalam Pesawat