TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat pulau Panggang dan Pramuka, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara menggelar hajatan Pulau Babang. Puncak kegiatan yang merujuk pada tradisi masyarakat Kepulauan Seribu yang berarti "kembali ke kampung halaman setelah sekian lama melaut" itu digelar di Pulau Pramuka, Kamis-Minggu, 30 Mei-2 Juni 2013.
"Gagasan diadakannya Pulang Babang berawal dari kerinduan pada suasana kehidupan di pulau di era 1960-an hingga 1990-an," kata Mahariah, penggagas Pulang Babang yang warga asli Kepulauan Seribu, pada Sabtu, 1 Juni 2013. Di masa itu untuk mengisi waktu senggang masyarakat terbiasa mengadakan ritual budaya dan kegiatan seni. "Bahkan, di pulau Panggang sudah ada kelompok teater dan orkes Melayu," ujarnya.
Hajatan Pulang Babang merupakan bagian dari kegiatan Pendampingan Pengembangan Wisata Budaya Kepulauan Seribu yang berlangsung sejak Oktober 2011. Kegiatan ini merupakan kerja sama Sentra Penyuluhan Kehutanan Pedesaan Samo-samo di Panggang, Teater Pasir Putih, dan Sanggar Apung.
Acara yang mengusung tema "Pulang Babang: Rekonstruksi Budaya Masyarakat Pulau Panggang-Pramuka" itu diawali dengan kegiatan penelitian yang dilakukan tim riset Lab Teater Ciputat dan Sanggar Apung di pulau Panggang dan Pramuka, yang secara administratif berada di satu kelurahan, yakni Kelurahan Pulau Panggang. "Penelitian itu melahirkan sebuah buku berjudul 'Orang Pulo di Pulau Karang'," kata Mahariah.
Selain itu, masyarakat pulau, dari anak-anak hingga orang tua, dilibatkan dalam bengkel kerja kesenian, seperti keaktoran, tari, dan musik. Hasilnya, antara lain, dipertunjukkan di panggung yang dibangun di lapangan di tepi dermaga pulau Pramuka.
Selama empat hari pula secara bergotong royong penduduk dua pulau yang berdekatan itu menggelar beragam kegiatan, seperti ritual Pulang Babang, berupa penyambutan nelayan yang pulang melaut, bazaar, pameran foto dan cenderamata, dan pertunjukan seni. Adapun agenda utamanya adalah pertunjukan teater yang diadakan dua malam berturut-turut, Sabtu dan Minggu, di dermaga Pulau Panggang dan Pramuka.
NUNUY NURHAYATI