TEMPO.CO, Jakarta -Kalau memperhatikan serangkaian konser Iwan Fals pada 15 kota di Indonesia yang bertajuk Top Coffe Concert Iwan Fals and Band ada dua hal menarik dan menjadi ciri dari penampilan seorang legenda musik Indonesia. Konser yang berlangsung sejak 13 April lalu, sebelumnya, sudah di kota Singkawang, Lampung, Purwakarta, Batam dan Serang. Sabtu malam ini, 1 Juni 2013 Iwan kembali konser di Landasan Udara Wiriadinata, Tasikmalaya, Jawa Barat. Dua hal itu adalah penyerahan pohon dan pemakaian ikat kepala.
Seperti yang sudah terjadi di konser sebelumnya, Iwan selalu membuka acara dengan penyerahan dua pot plastik berisi pohon kepada perwakilan Orang Indonesia atau OI di setiap kota tempat berlangsungnya konser. Sabtu pekan lalu Iwan menyerahkan dua pot plastik pohon kepada OI Cilegon. Orang Indonesia atau biasa disebut OI adalah penggemar fanatik Iwan Fals yang berdiri sejak 16 Agustus 1999.
Pria kelahiran Jakarta, 3 Sepetember 1961 ini mengatakan sebelum memulai konser selalu membuka dengan penyerahan pohon diyakininya selain bentuk simbolis juga bermakna positif.
"Sederhana saja kok artinya adalah berisi pesan damai dan mencintai lingkungan. Saya berharap dengan menyerahkan pohon yang masih kecil ini yang saya berikan pada perwakilan OI setempat akan tumbuh besar pada saatnya nanti. Tentu bila dijaga, dipupuk, dirawat, dipelihara dengan cinta sepenuh hati," ujarnya puitis.
Penyanyi dan pencipta lagu yang 'memotret' suasana sosial kehidupan Indonesia pada akhir tahun 1970-an hingga sekarang, kehidupan dunia pada umumnya, dan kehidupan itu sendiri menjadi karya apik.
Melalui kritik atas perilaku sekelompok orang dan pemerintahan lahir lagu Wakil Rakyat, Tikus-Tikus Kantor, Serdadu dan Tante Lisa. Lalu ketika empati bagi kelompok marginal menetaskan lagu Siang Seberang Istana, Lonteku, Berandal Malam di Bangku Terminal dan Doa Pegobral Dosa. Iwan juga dikenal piawai menciptakan lagu tentang bencana yang melanda Indonesia dan luar negeri seperti lagu Bencana Alam, Ethiopia dan Timur Tengah 1. Atau kekaguman pada salah satu tokoh tertentu menjadi lagu Bung Hatta, Sugali dan Guru Oemar Bakri. Di lain waktu menyanyikan lagu bertema cinta seperti Maap Cintaku, Aku Sayang Kamu, Kumenanti Seorang Kekasih, Yang Terlupakan, Nyanyianmu, Yang Tersendiri, dan Antara Aku, Kau dan Bekas Pacarmu. Dan masih banyak lagu-lagu lain yang hingga kini menjadi inspirasi. Kadang,
Iwan mengatakan dalam setiap konsernya yang selalu dihadiri ribuan orang. dia selalu meminta pesan yaitu damai penontonnya supaya tertib, damai dan menjaga kebersihan.
Pada setiap aksi konsernya satu hal yang menjadi ciri khasnya selain penyerahan pohon, Iwan terlihat selalu mengenakan ikat kepala.
“Enggak bermaksud apa-apa sih. Hanya ikat kepala ini sebagai simbol sikap. Terserah mau diartikan apapun bisa soal perlawanan atau bisa juga biar tampak keren,” ujarnya sambil senyum. Bisa jadi pengaruh lantaran dirinya dulu pernah menjadi atlit karate yang selalu mengenakan ikat kepala.
HADRIANI P