TEMPO.CO, Jakarta - Orkestra Palestina yang akan tampil di Aula Simfonia Jakarta rupanya mempunyai banyak pemusik yang berkualitas. Salah satunya adalah Charlie Bisharat yang memainkan biola. Charlie, keturunan Palestina yang lahir di Amerika Serikat, bersama grupnya pernah meraih Grammy Award pada 1988 untuk biola.
“Saat itu kami meraih untuk album dan lagu Folksong for A Nuclear Village,” ujar Charlie kepada Tempo, saat ditemui di sela-sela latihan di Studio Rossi Fatmawati, Kamis sore, 27 Maret 2013.
Saat itu Charlie bergabung di grup musik bergenre new age atau jazz bernama Shadowfax. Grup ini terdiri dari Chuck Greenberg, Stuart Nevitt, G. E. Stinson, Charlie Bisharat, David C. Lewis, Phil Maggini, dan beberapa personel tambahan.
Bukan itu saja, selain pernah mendapat Grammy Award, dia juga seorang pemain biola studio yang cukup mumpuni. Dia pernah melakukan rekaman bersama penyanyi kondang seperti Elton John, Aerosmith, almarhum Michael Jackson, Tracy Chapman, Mariah Carey, Alanis Morisette, Rod Steward, Linkin Park, Joss Stone, Rolling Stone, dan Justin Timberlake. Dia juga pernah melakukan tur bersama Yanni dalam Reflection of Passion. Dia pun pernah bermain biola solo dalam soundrack film Titanic. Dalam waktu dekat dia akan menggarap musik untuk acara televisi di Los Angeles dan film Star Trek.
“Saya lahir dan tumbuh di Los Angeles, yang memberi banyak peluang dan kesempatan mengembangkan musik,” ujar Charlie.
Charlie juga bergabung di The Los Angeles Chamber Orchestra dan Los Angeles Philharmonic Orchestra. Hingga dia bergabung dengan Palestine National Orchestra, meski untuk waktu singkat.
Dia lahir dari seorang ayah dari Palestina dan ibu dari Amerika Serikat. Ia mengatakan baru bisa berkunjung ke tanah leluhurnya di Palestina dua tahun lalu. Dengan paspor Amerika Serikat dia bisa bebas melihat bekas rumah orang tuanya yang kini jadi apartemen. “Menyakitkan melihat diskriminasi di sana. Saya bisa bebas ke sana kemari. Tetapi saudara di Palestina tak bisa ke mana-mana di tanah mereka,” ujarnya.
Bergabung bersama orkestra Palestina ini membuatnya bangga dan senang. Dia merasa dalam satu ikatan satu keluarga besar meski tak saling mengenal sebelumnya.
DIAN YULIASTUTI
Berita terhangat:
Agus Martowardojo | Serangan Penjara Sleman | Krisis Bawang | Harta Djoko Susilo | Nasib Anas