TEMPO.CO, Surakarta- Masyarakat Surakarta yang bergabung dalam komunitas penggemar keris akan menyumbangkan koleksinya ke Museum Keris Surakarta. Rencananya museum tersebut mulai dibangun pada tahun ini dengan anggaran hingga Rp 10 miliar. Koordinator Forum Bawarasa Tosan Aji Sudjatmoko, Joko Suyanto menegaskan bahwa banyak anggotanya yang sudah memastikan akan menyumbangkan koleksinya. "Sudah mencapai lebih dari 100 bilah keris," katanya, Jumat 22 Februari 2013.
Penggagas museum keris itu mengatakan bahwa dia akan terus melakukan pendekatan pada kolektor keris. Sebab, ditargetkan museum itu bisa memajang sekitar 1.000 bilah keris. Selain sistem hibah, mereka juga menerima sumbangan keris dengan sistem pinjam pakai.
Joko menerangkan bahwa museum keris itu akan didesain sebagai pusat pembelajaran kebudayaan keris. Koleksi museum itu akan ditata dengan disesuaikan dengan era pembuatan keris. "Selain itu juga akan dilengkapi dengan besalen, tempat pembuatan keris," katanya.
Selain itu, Forum juga akan membantu pemerintah dengan menyediakan tenaga ahli untuk merawat pusaka yang dikoleksi."Kami menyiapkan enam tenaga ahli yang terlatih," katanya. Tenaga ahli itu saat ini tengah mengikuti pendidikan khusus di bidang perkerisan. Mereka diharapkan mampu menguasai keahlian untuk mengidentifikasi keris sehingga mampu memberikan edukasi bagi pengunjung.
Pemerintah Kota Surakarta berencana membangun museum keris senilai Rp 10 miliar pada tahun ini. Anggaran untuk membangunnya diperoleh dari hibah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Museum tersebut akan dibangun di bekas lahan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ada di Sriwedari.
Kepala Bidang Heritage Dinas Tata Ruang Kota Surakarta, Mufti Raharjo mengatakan membuka kesempatan bagi masyarakat untuk menyumbangkan koleksinya. "Sudah ada aturannya dari International Council of Museum," katanya. Dinas sedang menyiapkan lelang untuk pembuatan detail desain rekayasa. "Sebab ada pengubahan dibanding desain yang sebelumnya," katanya. Mereka terpaksa memperkecil desain museum sesuai dengan pengarahan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
AHMAD RAFIQ