TEMPO.CO, Kabul--Pangeran Harry telah menyelesaikan tugas militernya di Afganistan selama empat bulan sejak bulan September 2012 lalu. Ia bicara blak-blakan mengenai pengalamannya saat bergabung bersama tentara lain di Camp Bastion, Provinsi Helmand, Afganistan., yang bertugas menjaga perdamaian di sana.
Harry mengaku jika dirinya pernah membunuh gerilyawan Taliban dengan menembak targetnya saat mengemudikan helikopter tempur Apache. Tapi menurutnya hal itu harus ia dilakukan untuk membela diri.
"Jika ada orang yang mencoba melakukan sesuatu yang buruk terhadap anggota kami, kami menembak jika memang harus. Mencabut nyawa untuk menyelamatkan nyawa yang lain," kata dia seperti dikutip dari laman Guardian, Selasa, 22 Januari 2013.
Pria berusia 28 tahun yang juga dipanggil dengan sebutan "Captain Wales" ini mengatakan misi dan peran yang dilakukannya saat mengendarai helikopter adalah memastikan tentara yang berada di bawah berada dalam kondisi aman. "Jika itu berarti harus menembak seseorang yang menembak tentara kami, kami akan menembaknya juga," kata dia.
Harry bercerita banyak dalam sesi wawancara dengan media itu. Ia mengatakan memperoleh perlakuan yang sama dengan lainnya selama berada di Afganistan. Tak hanya itu saja, ia menyadari sedikit kesulitan mendamaikan tiga peran yang berbeda dalam hidupnya sekaligus yaitu sebagai tentara, kehidupan sosial pribadinya, dan kehidupan dengan keluarga besar kerajaan.
Putra kedua Pangeran Charles ini juga menceritakan mengenai ketegangan dan bagaimana frustasi dirinya sebagai anggota kerajaan yang juga mendambakan kehidupan tanpa sorotan publik. Termasuk soal bagaimana ayahnya selalu mengingatkan agar ia menjaga kelakuannya sebagai seorang pangeran, layaknya anggota keluarga kerajaan Inggris yang lain.
GUARDIAN | BBC | MUNAWWAROH