TEMPO.CO , Jakarta: Tak bisa dipungkiri Victor Hugo, penulis novel Les Miserables, memang jenius. Novel ini pertama kali dipublikasikan pada 1862 dan menjadi salah satu karya novel terbesar di abad ke-19.
Dalam cerita ini, Hugo mengajarkan soal sebab-akibat dan karma, baik serta buruk. Hanya karena kebaikan hati seorang pastor, hati keras Jean Valjean si mantan napi --yang dalam versi layar lebar karya sutradara Tom Hooper, Valjean diperankan oleh Hugh Jackman-- bisa melembut. Menjadi walikota, pengusaha, jutawan, dan penolong orang banyak.
Hugo juga menampilkan sosok yang saklek dengan prinsipnya, Javert --yang dalam versi film ini diperankan oleh Russel Crowe. Sebagai tentara, ia begitu taat hukum. Bahkan Javert dibutakan oleh hukum, menjadi semena-mena. Hanya menganggap orang kaya yang benar, miskin selalu salah. Kisah yang relevan di zaman apapun.
Bagi penyuka opera, drama, dan kisah sejarah, seperti revolusi Prancis, film Les Miserables (2012) karya sutradara Tom Hooper adalah film yang wajib ditonton. Namun, jika tidak doyan film musikal, ada kemungkinan Anda akan seperti penonton di sebelah saya. Berkali-kali menguap dan tak sabar film cepat berakhir.
Les Miserables berdurasi cukup lama, sekitar 158 menit. Sepanjang itu, babak demi babak disajikan sangat apik. Babak Fantine (Anne Hathaway) mengorbankan diri untuk anaknya adalah momen yang paling menggetarkan. Lebih menyentuh ketimbang adegan lainnya. Meski banyak adegan sedih, ada juga bagian yang lucu.
Film Les Miserables masuk nominasi Golden Globe maupun Academy Award ke-85 dari Academy of Motion and Picture Arts and Sciences (AMPAS). Di Golden Globe, film ini antara lain masuk untuk kategori Film Komedi atau Musikal Terbaik. Hugh Jackman juga dinominasikan untuk kategori Aktor Komedi atau Musikal Terbaik. Dan, Anne Hathaway untuk Aktris Pendukung Komedi atau Musikal Terbaik.
CORNILA DESYANA
