TEMPO.CO, Jakarta- Perancang kenamaan Musa Widyatmodjo terpancing berkomentar pada salah satu topik yang hangat diperbincangkan saat ini. Yaitu larangan bagi perempuan di kota Lhokseumawe untuk duduk mengangkang kala dibonceng di sepeda motor. Baginya kebijakan itu menggelikan. "Sebagian besar umat manusia sudah melakukannya selama ratusan tahun, lalu kenapa dipermasalahkan sekarang," ujar Musa, Jumat, 11 Januari 2013, sembari tertawa.
Menurutnya mengangkangi badan sepeda motor lumrah dilakukan. Itu untuk mendapatkan keseimbangan. Kalau tidak demikian, motor akan oleng karena tidak tertopang penuh oleh jok motor. Risiko lain jika bonceng menyamping, ditambahkan pria 49 tahun ini, rok si perempuan akan terserimpet masuk ke jari-jari ban, dan itu membahayakan. "Ini masalah pendidikan dan wawasan saja," tuturnya.
Persoalan ini dalam pandangannya tidak ada hubungannya dengan estetika. Jikapun ada, tambah dia, amat tidak adil jika perempuan yang harus mengubah sikap duduknya cuma karena fantasi kotor pria yang melihatnya. "Kasian perempuannya," katanya.
Yang dirinya soroti juga adalah nasib tukang ojek yang menurutnya bisa terdampak akibat kebijakan ini. "Kalau dilarang mengangkang, tukang ojek bisa menganggur dong. Bisa-bisa penumpangnya dianggap haram kalau mengangkang," katanya tertawa. Namun, Musa tidak mau ambil serius soal hal ini. "Cuma bisa membatin saja deh," ujarnya.