TEMPO.CO, Jakarta - Rumah produksi Multivision Plus (MPV) mengajak para komunitas yang mewakili etnis Minang untuk nonton bareng film Cinta tapi Beda yang diprotes. Sebab, Afrian Bondjol, kuasa hukum MPV, menganggap cerita film itu tak melanggar pasal yang dituduhkan.
"Kami tidak reaktif. Alangkah baiknya kita berdialog. Mari kita tonton secara terbuka filmnya bersama-sama," kata Afrian dalam jumpa pers di FX Sudirman, Jakarta, Selasa, 8 Januari 2013.
Sebelumnya, Badan Koordinasi Kemasyarakatan dan Kebudayaan Alam Minangkabau (BK3AM), Keluarga Mahasiswa Minang Jaya (KMM Jaya), dan Ikatan Pemuda Pemudi Minangkabau melaporkan Hanung Bramantyo, penanggung jawab film, produser Raam Punjabi, serta Agni Pratistha, pemeran tokoh Diana, ke Polda Metro Jaya, Senin, 7 Januari 2013.
Mereka menganggap CTB sudah menanamkan kebencian dan penghinaan di muka umum terhadap etnis suku Minang. Tapi Boy--begitu Afrian disapa--punya pandangan lain. "Dari awal sejak film itu mulai, tidak ada satu pun perbuatan seperti yang dituduhkan pihak pelapor," katanya.
Karena itu, Boy menyayangkan laporan yang sudah telanjur dibuat di Polda. Ia menilai langkah itu terlalu prematur. "Tapi sebagai warga negara yang taat hukum, laporan itu kami hormati," katanya.
Masih dalam bantahannya, Hestu Saputra, sang sutradara, mengatakan tak ada satu pun pernyataan di film yang merujuk pada suku Minang. Ia menggambarkan tokoh Diana hanya tinggal di Padang. "Kita tidak bicara etnis itu," katanya.
YAZIR FAROUK