TEMPO.CO, Jakarta - Ehud Edo Kondologit meminta pemerintah dan aparatur penegak hukum segera berhenti menggunakan alasan 'melawan Organisasi Papua Merdeka (OPM)', untuk menjalankan misi militer di Papua.
"Jangan bikin kambing hitam di sana, selalu alasannya OPM. Menurut saya, orang di sana itu sudah hitam, jangan dijadikan kambing hitam lagi gitu lho," kata dia ketika ditemui di acara perayaan Natal di gedung Mahkamah Agung, Sabtu malam, 22 Desember 2012.
Penyanyi ini jelas kecewa. Edo mengaku selalu galau setiap mendengar masalah kekerasan di Papua. Rasa marah, kecewa, sedih, dan geram, semua jadi satu.
Sebelumnya, Komite Nasional untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) menemukan enam kasus kekerasan di Papua, yang terjadi sejak 22 November 2012. Enam kasus tersebut, dikatakan Wakil I Koordinator Badan Pekerja KontraS, Sri Suparyati, telah menambah daftar panjang kekerasan di Papua selama 2012.
Edo berharap Presiden bersikap tegas menangani Papua. Sebab, Edo yang lahir di Manalu, Sorong, Papua, itu meyakini, ada 'permainan' di setiap kasus kekerasan di Papua. "Misalnya penembakan di Timika, daerah Freeport. Dari taun 1999, tak ada yang mengusut secara tuntas. Padahal di sana itu sangat teratur. Siapa, masuk jam berapa, di pos mana, itu terdata. Saya yakin ini permainan di dalam."
Dalam acara perayaan natal tersebut, Edo menyanyikan lagu Panggung Sandiwara ciptaan Achmad Albar. Uniknya, Edo mengganti liriknya menjadi, "Dunia ini panggung sandiwara, ceritanya mudah berubah. Kisah Mahabrata, atau tragedi dari Papua."
Ketika Edo melafalkan kata 'Papua', kedua tangannya memegang microphone yang ditempatkan di depan dadanya. Kepalanya menunduk. Setelah itu, ia mengangkat kepalanya melihat ke hamparan penonton. Sontak, penonton mengapresiasinya dengan keriuhan pemberi semangat.
MUHAMAD RIZKI
Berita terpopuler lainnya:
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas Ikut Misa Natal
Samsung Galaxy Grand, Layar Jumbo Resolusi Mini
Foto Majalah Dewasa, Tina Toon Ambil Positifnya