TEMPO.CO, Jakarta-Selama karir bernyanyinya, Sting dikenal sebagai penyanyi yang tak hanya melagukan syair-syair cinta. Ia kerap menyuarakan lirik bersuasana sosial, politik, lingkungan, dan hak asasi manusia.
Satu lagu gubahan Sting yang mengangkat soal politik adalah They Dance Alone (Cueca Solo). “Dirilis pada 1987, dalam album …Nothing Like the Sun, lagu ini merupakan ekspresi simbolis Sting memprotes kekejaman rezim Pinochet,” tulis Majalah Tempo edisi 10-16 Desember 2012.
Jenderal Augusto Pinochet adalah diktator di Cile pada 1973-1990. Sebelum menguasai Cile, ia mengudeta Presiden Allende. Dan sejak itu, Pinochet membunuh serta menghilankan paksa ribuan rakyatnya. Bahkan kejahatan hak asasi berat Pinochet tak pernah diusut tuntas.
Sebagai penyanyi, Sting menggugat kelakuan Pinochet lewat lagunya. Dalam They Dance Alone, musikus Inggris itu melukiskan kepedihan seorang perempuan Cile yang memprotes kekejaman rezim Pinochet dengan caranya sendiri. Dia menari cueca--tarian tradisional Cile--sambil memegang foto keluarganya, yang dihilangkan si diktator.
Pada 1988, usai konser tur album …Nothing Like the Sun di sejumlah negara Amerika Latin, Sting menyinggung soal pelarangan Pinochet. “Saya mengirimkan album itu kepada Jenderal Pinochet sebagai hadiah ulang tahunnya,” kata Sting dalam jumpa pers di Sao Paolo, Brasil. “Dan saya sangat kecewa karena dia mengembalikan album itu.”
Di banyak negara, album …Nothing Like the Sun laku di pasaran musik. Tapi tidak begitu di Cile. Gara-gara membuat membuat merah kuping rezim Pinochet, …Nothing Like the Sun dilarang beredar di Cile.
Sting memang bukan hanya seorang musikus. Dia juga aktif dalam kegiatan social. Seperti mendirikan Yayasan Rainforest, yang mendukung pelestarian hutan, bersama istrinya, Trudie Styler; aktif dalam Amnesty International; dan seorang filantropis.
Karenanya dalam konser 15 Desember 2012 di Mata Elang International Stadium, Jakarta. Sting diminta bernyanyi untuk Munir, pejuang hak asasi yang diduga mati diracun. “Kami yakin Sting bisa memberi respons positif, memberi perhatian dan sebuah lagu untuk almarhum,” ujar Ketua Badan Pengurus Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan Usman Hamid.
MAJALAH TEMPO | CORNILA DESYANA