TEMPO.CO, Bondowoso - Sebanyak 50 murid sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas di Bondowoso, Jawa Timur, Minggu, 25 November 2012, tampil dalam pementasan drama yang mengisahkan peristiwa "Tragedi Gerbong Maut".
Pementasan berlangsung di dalam kompleks Stasiun Bondowoso, yang merupakan bekas jalur kereta api Kalisat-Panarukan.
Pementasan drama tersebut untuk memperingati 65 tahun peristiwa ”Tragedi Gerbong Maut" yang terjadi 23 November 1947 lalu. "Pementasan drama ini salah satu upaya kami untuk melestarikan dan memahami sejarah para pejuang kami," kata sutradara drama, Junaidi.
Pementasan drama yang berlangsung hampir satu jam itu mendapat perhatian ratusan orang, termasuk di antaranya para veteran tentara, murid-murid sekolah, dan warga Bondowoso.
Adegan demi adegan menggambarkan apa yang terjadi dalam peristiwa maut pada 23 November 1947 lalu. Saat itu, 100 pejuang Indonesia ditahan Belanda. Kemudian tiba-tiba mereka dikeluarkan dan diperintahkan berjalan menuju Stasiun Bondowoso.
Di stasiun itu, mereka dimasukkan ke dalam tiga gerbong barang yang tidak dilengkapi ventilasi udara. Para pejuang yang menjadi tahanan Belanda itu akan dipindahkan ke penjara Kalisosok, Surabaya. Namun, dalam perjalanan, dari 100 orang pejuang tersebut, 46 orang di antaranya meninggal dunia karena kepanasan dan kelaparan.
Ketua panitia acara, Letnan Kolonel (Purnawirawan) Mohammad Mujahid, mengatakan, peristiwa gerbong maut itu adalah bagian dari rangkaian sejarah perjuangan perang kemerdekaan tahun 1947 hingga 1949. "Peristiwa itu tragedi kemanusiaan yang tidak boleh dilupakan rakyat Indonesia, khususnya Jawa Timur," ujar Mujahid, yang juga Ketua Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Bondowoso.
MAHBUB DJUNAIDY