Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pameran Tafsir Legenda Seni Jepang di Semarang  

Editor

Sunu Dyantoro

image-gnews
Karya Niken Larasati tentang dolanan tadisional yang tengah dipamerkan di Graha Budaya Indonesia (GBI) di Shinjuku, Tokyo, Jepang, Maret-Juni 2012. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Karya Niken Larasati tentang dolanan tadisional yang tengah dipamerkan di Graha Budaya Indonesia (GBI) di Shinjuku, Tokyo, Jepang, Maret-Juni 2012. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Semarang - Potret diri itu sangat ekspresif. Tampak sosok lelaki separuh badan berbalut pakaian adat Jepang warna kuning dengan kombinasi putih dan kelabu. Rambut panjangnya dikonde ke atas. Matanya membelalak dengan alis tinggi menjulang. Hidung mancung, tapi posisi mulutnya merot ke belakang. Kedua telapak tangan saling berimpitan di depan dada bak sedang merasakan detak jantung.

Itulah karya grafis Yasumasa Morimura bertarikh 1995 dengan ukuran 1 x 1,5 meter. Meski berjudul Selt Potrait of Sharaku, toh gambar ini hanya salah satu tafsir seniman desain grafis Jepang atas sosok Toshusai Sharaku, maestro pelukis Jepang, yang dipamerkan bersama sejumlah karya lain di Semarang Contemporary Art Gallery. Masih ada 84 karya dua dan tiga dimensi lain yang dipajang pada 17 November-1 Desember dalam pameran bertajuk “Sharaku, Interpreted by Japan’s Contemporary Artists” itu.

Dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung, Aminudin T.H. Siregar, mengatakan, Sharaku merupakan seniman grafis Jepang yang masyhur dengan teknik grafis ukiyo-e (cukil kayu) pada zaman Edo. “Dia seniman besar, tapi sosoknya misterius. Belum ditemukan referensi kuat yang menjelaskan jati dirinya,” ujar Aminudin dalam diskusi pembukaan pameran itu.

Sharaku, pada rentang Mei 1794-Februari 1795, menghasilkan sekitar 140 karya berupa potret aktor kabuki, teater tradisional Jepang, serta beberapa potret pesumo dan kesatria. Yang membedakan Sharaku dengan seniman ukiyo-e lain adalah dia tak sekadar melukiskan wajah aktor, tapi juga diperkuat karakter lakon dengan warna kontras. Dengan demikian, menghasilkan potret yang ekspresif dan impresif.

Karena tak ada referensi kuat untuk menggambarkan sosoknya, Aminudin melanjutkan, ada spekulasi bahwa Sharaku bukanlah nama personal, melainkan nama samaran atau kelompok seniman. Sekali pun misterius, karyanya punya ciri visual, antara lain bentuk mata yang membelalak dengan alis menjulang, mulut peot, rambut berkonde, dan posisi tangan seperti ngapurancang. Ikon visual itu pula yang banyak ditampilkan peserta pameran kali ini.

Sharaku karya Shuzo Kato, misalnya, berupa tiga papan kayu yang di salah satu ujungnya terdapat mata bundar dengan bentuk alis berbeda. Tema yang sama juga ditampilkan oleh perupa Katsumi Asaba dalam karya Eyes Floating in Darkness. Sedangkan gaya rambut yang dilipat dengan konde di atas kepala ditampilkan Shegeo Fukuda dalam Sharaku dan Takahisa Kainijo melalui Untitled. Perupa Makoto Nakamura, dalam Sharaku’s Mouths, mencitrakan raut wajah dengan delapan bentuk mulut peot. Beberapa perupa lain mengeksplorasi posisi tangan pemain kabuki.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ada juga yang menegaskan kemisteriusan sosok Sharaku, seperti dalam karya Yuzo Yamashita berjudul The Mask Behind The Mask. Karya ini berupa gambaran sosok berjubah biru tanpa kepala dengan tangan memegang dua topeng.

Catatan Japan Foundation, pemrakarsa pameran ini, menyebutkan bahwa sebelumnya karya Sharaku nyaris tak dikenal publik Jepang. Baru setelah seorang perupa Jerman, Julius Kurth, mempublikasikan penelitian tentang karya Sharaku pada 1910, terjadi heboh Sharaku di Jepang dan dunia Barat.

“Sharaku menjadi salah satu seniman penting di Jepang,” ujar Tadashi Ogawa, Direktur Umum Japan Foundation Jakarta.

SOHIRIN

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

30 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

37 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.