TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi dangdut Iis Dahlia mengaku prihatin dengan rencana penghapusan pelajaran bahasa Inggris di sekolah dasar. Menurut penyanyi yang biasa disapa Iis, penghapusan mata pelajaran ini, yang idenya dilontarkan Musliar Kasim, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) bidang Pendidikan, bukan solusi jitu.
Dia menilai meskipun penghapusan bahasa Inggris dari kurikulum jenjang SD didasari pertimbangan bahwa pada tingkat sekolah paling dasar anak-anak membutuhkan pembelajaran bahasa Indonesia yang belum tentu mereka lafazkan huruf-hurufnya dengan baik dan begitu pula apa arti filosofisnya yang akan membebankan siswa di bawah usia, keputusan ini bukan hal yang bijak.
“Banyak anak-anak yang suka belajar bahasa Inggris. Faktanya, mereka suka bukan semata paksaan. Aku cuma prihatin saja meski keputusan Wamendikbud ada banyak benarnya juga,” kata pelantun lagu Bunga Seroja, Di Ambang Sore, Payung Hitam, dan Tamu Tak Diundang ini.
Secara pribadi wanita kelahiran Bongas, Indramayu, 29 Mei 1972 ini mengatakan dia melakukan hal yang sederhana saja untuk pendidikan anak-anak, yaitu memperkuat moral. Maksudnya? “Aku, sih, percaya kalau moral anak-anak diperkuat tidak akan ada permasalahan dalam pendidikan. Dan soal moral bukan sesuatu yang harus dipersulit, tapi bisa diajarkan sedini mungkin dimulai dari rumah,” kata Iis.
Lebih jauh penyanyi yang dikenal memiliki kumis tipis itu menuturkan bahwa masalah pelajaran bahasa Inggris untuk anak sekolah dasar, menurut dia, berpulang terhadap minat anak-anak. “Ada yang bahagia belajar bahasa Inggris dan mereka tidak merasa terbebani.”
HADRIANI P