TEMPO.CO, Gaomi - Pemenang Nobel Sastra, Mo Yan, berharap rekan senegaranya, Liu Xiaobo, yang memenangi hadiah Nobel Perdamaian dua tahun lalu, segera dibebaskan dari penjara.
"Saya berharap dia bisa mencapai kebebasannya sesegera mungkin," ujarnya. Mo Yan, 57 tahun, mengatakan bahwa ia pernah membaca beberapa kritik sastra yang ditulis Liu pada 1980-an lalu. Liu Xiaobo dipenjarakan pada 2009 lalu karena dinilai melawan kekuasaan negara Cina.
Mo Yan sendiri adalah nama pena novelis gaek ini. Dua kata itu berarti "jangan berbicara". Setelah mendapat Nobel, Mo mendapat kecaman dari para aktivis dan penulis di Tiongkok. Mereka mengatakan bahwa Mo tak layak mendapatkan hadiah itu dan mengecamnya karena dia pernah berpidato pada peringatan mantan pemimpin tertinggi China, Mao Zedong.
Saat mengumumkan penghargaan untuk Mo Yan, Majelis Nobel di Stockholm, Swedia, memuji karyanya sebagai "gabungan realisme halusinasi dengan cerita rakyat, sejarah, dan kontemporer".
Mo adalah seorang penulis yang produktif. Ia telah menerbitkan puluhan cerita pendek. Karya pertamanya diterbitkan pada 1981.
REUTERS | ISMI WAHID
Berita Terpopuler:
Ditanya Soal Anas, Angie Sesenggukan
Politikus PKS Tanyakan Duit Saweran Gedung KPK
Setengah Bugil, Model Tabrak 7 Orang
Mantan FBI Sarankan Indonesia Belajar Ke Singapura
Wanita Ini Terima Tagihan Ponsel 11,7 Triliun Euro