TEMPO.CO, Jakarta -- Presenter Melanie Ricardo berharap film Pengkhianatan G 30 S/PKI kembali diputar di televisi. Tapi ia punya syarat. Adegan kekerasan dan sadis di dalam film pesanan Orde Baru ini harus disensor.
"Kalo gue, sih, support untuk ditayangin, tapi hal-hal yang terlalu sadis dan kejam enggak ditayangkan. Karena kan ada batas-batasnya, kan," katanya kepada Tempo saat ditemui di studio RCTI, Jumat, 28 September 2012.
Melanie hafal betul setiap detail adegan dalam film besutan Arifin C. Noer itu. Maklum, kata dia, peristiwa G 30 S/PKI menjadi salah satu kurikulum mata pelajaran sejarah di sekolah pada waktu itu.
"Gue sedih pada saat mereka (para jenderal) disundut rokok terus disiksa," ujarnya. "Zaman sekolah dulu harus tahu peristiwa itu kan, makanya nonton terus."
Melanie sadar film itu tak lepas dari tangan Orde Baru sebagai alat propaganda. Tapi perempuan asli Batak ini lebih bijak dalam menyikapinya. Menurut dia, ada hal positif yang bisa diambil.
"Kita jadi lebih menghargai pahlawan-pahlawan kita dan menghargai bangsa kita. Ya, walaupun ada jeleknya pasti," katanya.
YAZIR FAROUK
Berita lain:
Edisi Khusus Film Pengkhianatan G 30 S/PKI
G30S, Soekarno Bersembunyi di Halim dan Bogor
Cerita Anak Jenderal D.I. Panjaitan Soal G30S/PKI
Film Pengkhianatan G30S/PKI, Propaganda Berhasilkah?
Saat G30S, Bung Karno Teradang Kepungan Tentara
Kekuatan Film Pengkhianatan G30S/PKI Luar Biasa