TEMPO.CO, Denpasar - Trio akustik asal Bali, Nosstress, segera menggelar serangkaian konser di Singapura dan Malaysia setelah sukses meretas karier di belantika musik Bali dan mencuri perhatian lewat album perdana berjudul Perspektif Bodoh, yang dirilis Oktober tahun lalu.
Band yang beranggotakan Man Angga (vokal/Gitar), Cok Bagus (vokal/cajoon/harmonica/pianika), dan Kupit (vokal/gitar) ini akan mengawali turnya, Rabu, 26 September 2012, di The Arts House, Singapura. Kemudian, pada Minggu, 30 September 2012, tampil di Map @ Publika, Solaris Dutamas, Kuala Lumpur, Malaysia.
”Ini pertama kali kami main ke luar negeri. Ya, tentunya merasa bangga karena konser di ranah nasional aja belum pernah tiba-tiba diundang main ke Singapura dan Malaysia,” kata Kupit, Minggu, 23 September 2012.
Konser perdana Nosstress ke Singapura dan Malaysia merupakan serangkaian dari acara bertajuk Bali Beza yang digagas oleh komunitas Frinjan Malaysia. Dikutip dari situs komunitas tersebut, acara ini bertujuan untuk memperkenalkan kebudayaan alternatif Bali kepada masyarakat Malaysia serta usaha awal untuk mempererat hubungan antara pegiat seni dan komunitas alternatif Bali dan Malaysia.
”Acara Bali Beza menampilkan kreativitas remaja Bali dari perspektif berbeda. Ya, selama ini Bali dikenal seni tradisi dan budayanya tapi di balik itu banyak juga bermunculan kreativitas alternatif lainnya,” ujar Kupit.
Dikatakan Kupit, tawaran konser di dua negara tersebut berawal dari perkenalan Nosstress dengan seorang pewarta asal Malaysia sekaligus pengurus komunitas Frinjan bernama Zul Habri yang sempat menetap di Bali. “Kita sering bertemu saat Nosstress main, ya, setelah melihat, Zul tertarik mengajak kita gabung,” kata dia pula.
Ditambahkan Kupit, selain Nosstress, beberapa pegiat komunitas juga hadir dalam acara tersebut. Di antaranya komunitas 65 diwakili oleh Termana dan Roro, Frischa Aswarini dari komunitas Sahaja, serta Made Maut musikus sekaligus seorang chef yang akan memasak makanan khas Bali.
Ditanya tentang persiapan band-nya, Kupit menjelaskan akan menyuguhkan sesuatu yang berbeda yang dikemas sedemikian rupa dalam konsernya. ”Nantinya setiap beberapa lagu akan diselingi pembacaan puisi oleh Frischa,” tuturnya.
Kupit berharap apa yang akan ditampilkan Nosstress bersama pegiat komunitas Bali lainnya dapat menunjukkan bahwa Bali tidak hanya dijejali dengan kesenian berbau turistik, tapi juga hadirnya kreativitas alternatif. “Kita berharap masyarakat di sana apresiatif mendengar karya kita. Dan Nosstress musiknya bisa didengar oleh pasar yang lebih luas,” kata dia.
ROFIQI HASAN