TEMPO.CO, Jakarta - Kedatangan dua grup band metal besar, yaitu Sepultura dan Soulfly, ke Indonesia sempat jadi perbincangan hangat. Pasalnya, rentang waktu konser keduanya hanya berselisih tak kurang dari sebulan.
Titik permasalahannya terletak pada sosok Max Cavalera. Max merupakan pendiri sekaligus bekas personel band legendaris Sepultura. Namun, saat kedatangannya ke Jakarta kelak, ia akan beraksi bersama Soulfly, yaitu band barunya setelah hengkang dari Sepultura 1996.
Permasalahan kedua muncul lantaran dua hajatan besar itu diusung dua promotor berbeda. Lantas apakah ada persaingan untuk saling merebut penonton?
Revision Entertainment yang memboyong Soulfly ke Jakarta mengaku punya keuntungan tersendiri. Menurut Ravel, pemilik promotor itu, hajatannya bakal dibanjiri banyak penonton ketimbang konser Sepultura. "Sepultura yang semestinya khawatir," katanya kepada Tempo, Senin, 27 Agustus 2012.
Ravel punya dua alasan. Pertama, Max memiliki jumlah penggemar yang lebih banyak dibanding sisa personel Sepultura lainnya: Andreas Kisser (gitar) dan Paulo Jr (bas). Kedua, konser Soulfly lebih dulu digelar, yaitu pada 21 Oktober 2012, sementara Sepultura mulai pada 3 November. "Dan karena ini kedatangan Max setelah 20 tahun lalu ke Indonesia," katanya.
Namun promotor Sonic Horizon yang memboyong Sepultura punya pandangan lain. Ezra Simanjuntak selaku pemilik Sonic Horizon membantah bahwa ada persaingan atau gengsi-gengsian di dalam kedua hajatan itu.
"Kami tidak merasa bersaing dengan konser Cannibal Corpse maupun Soulfly di bulan Oktober. Keduanya didatangkan oleh teman setongkrongan dan seperjuangan," ujarnya.
YAZIR FAROUK
Berita lain:
JKT48 Tunda Luncurkan Teater Pertunjukan
Ananda Sukarlan Ingin ''Pensiun''
Teater Asing Ramaikan Pesta Boneka
Ine Febriyanti Dapatkan Beasiswa Film di Korea
Admission, Pemenang Festival Film Perdamaian