Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Quraish Shihab, Si Pengubah Dunia  

image-gnews
Muhammad Quraish Shihab saat berangkat sholat Jumat dari rumahnya daerah Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Jumat 10 Agustus 2012.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.
Muhammad Quraish Shihab saat berangkat sholat Jumat dari rumahnya daerah Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Jumat 10 Agustus 2012.TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Rambutnya sudah menipis dan sebagian besar juga telah memutih. Ia terlihat berbeda dengan sosok yang kerap muncul di televisi, yang biasa mengenakan baju koko dan peci. Pagi itu, Muhammad Quraish Shihab, 68 tahun, mengenakan  batik cokelat dan celana panjang kain hitam. Jalannya tertatih. Ia juga batuk-batuk. Tapi sedikit pun tak terdengar keluhan darinya. Ia mengaku masih kuat mengajar dan memberi taujih.

"Selagi mampu, menyampaikan kebenaran ke umat adalah wajib," ujarnya kepada Tempo yang menyertainya nyaris seharian, Jumat, sekitar dua pekan lalu.  

Di bulan Ramadan, undangan ceramah datang nyaris setiap hari. Terkadang, sejak subuh, Quraish sudah keluar rumah untuk ceramah. Praktis, tak ada waktu luang baginya. 

Kesibukannya berdakwah dengan lisan mengurangi produktivitas dakwah dengan penanya. Quraish telah menulis sekitar 30 judul buku, termasuk Tafsir al-Misbah yang terdiri dari 15 volume dan dia kerjakan dalam empat tahun. Saat ini ia baru saja selesai menulis buku yangbelum diberi judul, yang berisi tentang filosofi umrah dan haji. Hobi menulisnya terpaksa dipendam karena kesibukan ceramah.

Selain soal jadwal ceramah yang padat, ia memang tidak bisa menulis tanpa teh hitam di mejanya. Kebiasaan itu mulai dilakukannya sejak masih kuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ia menulis minimal delapan jam sehari, dimulai sehabis shalat subuh. "Tehnya saya buat sendiri loh," katanya.

***

Pukul 09.30 WIB
Rumah Quraish Shihab di Cilandak Timur, Jakarta Selatan

Tak sampai lima menit menunggu, Quraish muncul dari dalam rumahnya.  Ruang tamu beratap tinggi itu tampak elegan, dengan satu set meja kursi warna emas. Yang juga cukup mencolok di ruangan ini adalah foto keluarga yang terpajang di dinding.  Foto berbingkai ukuran 1x1 meter itu, kata Quraish, dibuat sekitar tiga tahun lalu. Di foto itu ada dia, istri, beserta semua anak dan cucunya. Quraish memiliki lima anak. Empat perempuan dan satu pria. Semua nama putrinya diawali huruf N, yakni Najla, Najwa, Naswa, dan Nahla. "Yang putra, saya beri nama Ahmad," katanya.

Kenapa N? Menurut Quraish, karena Tuhan bersumpah di Al-Quran tentang budi pekerti Nabi Muhammmad dengan huruf N. "Nuun, wal qolami wa maa yasthuruun," katanya. N, demi pena dan segala sesuatu yang dituliskannya. Di dalam kosa kata Arab, ia menambahkan,  N juga melambangkan hal positif. Misalnya Naswa yang berarti kegembiraan.

Ia berprinsip, dalam mendidik anak, yang penting adalah keteladanan.  Quraish tidak mau memaksakan kehendak. Sebagai orangtua ia hanya memberi rambu agama. Termasuk dalam hal berpakaian. Dari semua putrinya, yang memakai jilbab hanya Najla. Yang penting, pakaian itu harus terhormat.

Ia menganggap ayat Al-Qur'an yang berbicara tentang pakaian wanita mengandung aneka interpretasi. Sedangkan hadist yang merupakan rujukan untuk pembahasan tentang batas aurat, juga terdapat ketidaksepakatan. Ada yang bilang aurat itu seluruh badan kecuali mata. Ada yang bilang juga seluruh badan, kecuali wajah dan telapak tangan. Ada yang berpendapat, yang penting muslimah itu memakai pakaian terhormat. Kesimpulannya, ketetapan hukum tentang batas yang ditoleransi dari aurat wanita bersifat zhanniy yakni dugaan. "Silakan pilih, maunya yang mana."

Di tengah obrolan, putri keduanya, Najwa, datang. Pembawa acara di Metro TV itu langsung meraih tangan Quraish, yang dipanggilnya Abi, dan menciumnya.

Setiap pagi anak-anaknya selalu menyalaminya, dan juga mencium pipi atau kening. Kalau tidak sempat, anaknya pamit lewat telepon. Kebiasaan ini tidak sulit, karena tempat tinggal anak-anaknya tidak jauh. "Ke sini cuma jalan kaki," kata Najwa.

Kedekatan tersebut bahkan berdampak hingga urusan makanan. Sebulan terakhir, ada seorang koki yang setiap hari memasak dan mengirimkan makanan ke rumah masing-masing anggota keluarga Shihab. Soal menu, setiap anak bebas mengusulkan. Quraish berharap, dengan metode ini,  hubungan antar keluarganya terus lekat. "Ketimbang beli makan di luar yang belum tentu sehat," ujar Quraish.

***

11.00
Menerima tamu dari UIN Syarif Hidayatullah

Empat orang dari Social Trust Fund Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta datang bertamu. Mereka hendak meminta arahan dari Quraish tentang yayasan dana sosial masyarakat yang baru akan dibentuk itu. Di yayasan ini, Quraish duduk di Dewan Pembina.

Quraish menyukai moto yayasan ini, yakni "Berderma untuk Mengubah Dunia". Entah kebetulan atau bukan, itulah yang dikatakan cucunya yang berusia 10 tahun, Nislah, ketika ditanya tentang dirinya. Suatu kali, dengan bercanda, kolega Quarish bertanya kepada Nislah. "Kenal sama Quraish Shihab?" Nislah menjawab, "Kenal". Kolega itu bertanya lagi, "Apa kerja Quraish Shihab?" Sang cucu menjawab, "Ia mengubah dunia.”

Sejak aktif mengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pertengahan 1990-an, nama Quraish terus meroket. Selain duduk sebagai rektor di kampus itu selama dua periode, pria kelahiran Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan ini juga aktif di organisasi ke-Islaman. Ia aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia . Ia juga menjadi Dewan Redaksi Studia Islamika: Indonesian journal for Islamic Studies, Ulumul Qur'an, Mimbar Ulama, dan Refleksi Jurnal Kajian Agama dan Filsafat. 

Kepiawaiannya menjawab pelbagai persoalan umat membuatnya dipercaya menduduki kursi Menteri Agama, meski hanya berlangsung selama dua bulan pada 1998 karena kemudian Soeharto lengser. Setahun kemudian, ia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Mesir. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia juga sempat menjadi menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia sebelum reformasi.  Yang monumental kala itu adalah masalah pendirian Bank Muammalat, bank Islam pertama di Indonesia. Menurutnya keberadaan bank Islam itu atas upaya gigih dari MUI. "Kami yang meyakinkan pemerintah," tutur doktor di bidang tafsir Universitas Al-Azhar ini.

***

14.00
Kantor Yayasan Anakku, Perguruan Al-Izhar, Pondok Labu, Jakarta Selatan

Selepas shalat Jumat, Quraish dijemput mobil Suzuki APV. Ia menuju Yayasan Anakku Perguruan Al-Izhar untuk rapat. 

Saat Quraish akan menaiki tangga, seorang koleganya melarang. "Lewat lift saja prof," katanya.  Rupanya para koleganya telah tahu soal cidera punggungnya. Quraish  mengalami cidera punggung saat ia menjadi Duta Besar Indonesia untuk Mesir pada 1999. Kala itu punggungnya "tercetit" karena mengangkat koper di bandara.

Untuk mengatasi masalah tersebut, ia menjalani terapi berenang. Jika ia malas berenang, maka rasa nyeri akan muncul kembali.  "Saya sering berenang di rumah. Seminggu sekali saja," tuturnya.

Sesuai rapat, Quraish kembali ke rumah. Ia dengan gampang menyambar tawaran ikut mobil operasional Tempo. Padahal di rumahnya berjajar empat mobil, di antaranya Toyota Vellfire dan Mercedes Benz E Class.

Menteri Agama di akhir rezim Soeharto ini memiliki kemewahan itu, tapi tak pernah menyimpan di hatinya. Quraish terkejut ketika ditelpon Soeharto untuk diminta menjadi Menteri Agama. Ia tidak pernah bermimpi menjadi menteri. Telepon itu tidak lebih dari lima menit.

Sebagai pribadi, ia menilai, Soeharto seorang yang sangat Jawa. Itu dilihat dari cara makannya. Menurut Quraish, makanan yang dikonsumsi Soeharto sederhana dan tidak berlebihan. "Kalau satu meja dengan Pak Harto itu, dia akan sodorkan makanan duluan ke tamunya. Dia yang ambilkan. Tidak semua orang tahu itu," ujarnya.

Sebenarnya, ia mulai akrab dengan Soeharto sejak Siti Hartinah alias Tien Soeharto meninggal pada April 1996. Hampir setiap malam, setelah memberi ceramah di rumahnya, ia menemui sang presiden. Pada malam ke-40 hari Tien Soeharto meninggal, Quraish dipercaya memberi tausiyah.

***

17.30
Gedung Bursa Efek Indonesia

Setelah shalat Ashar, Quraish mengisi tausiyah di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI)  di acara buka bersama Bank Ekspor Impor Indonesia.

Dalam memberi tausiyah ada syarat tak tertulis dari Quraish. Ia tidak mau mengenakan baju pinjaman, apalagi dari sponsor. Kalaupun iya, Quraish akan meminta baju itu sebagai hak milik.

Prinsip itu dipegang benar Quraish sejak kecil. Ia dididik sang ayah, Abdurrahman Shihab, sang guru besar tafsir, untuk jangan pernah meminjam barang orang lain. Dalam persepsinya, meminjam itu tidak mencerminkan apa adanya. "Anda ingin tampak lebih baik dari diri Anda yang sebenarnya. Kenapa mau kelihatan kaya padahal Anda tidak kaya," kata Quraish yang juga mengajarkan prinsip ini ke anak cucunya.

Mengakhiri acara, ia berpamitan pada tuan rumah. Saatnya pula berpamitan dengan kami yang menyertainya seharian. “Terimakasih," katanya pelan.

HERU TRIYONO

Berita Terpopuler:
Yang Terjadi di Kamar Itu Saat Harry Difoto Bugil

Ahok: Hebat kan, Saya Jadi Koboi

Ribuan Orang Padati Halal Bihalal Jokowi-Ahok

Samsung Kalah Gugatan, Android "Deg-Degan"

Rp 9,5 M Tak Cukup Buat Harry Tampil Bugil

Hashim : Jokowi-Basuki akan Bantu Prabowo di 2014

Jokowi Mengaku Tak Gentar Hadapi "Gajah"

Sosial Media di Mata Jokowi

Artis-artis Ini Dukung Jokowi-Ahok

Kalla: Isu SARA Pilkada DKI Bahayakan Bangsa

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

38 hari lalu

Mengenal Al-Kindi, filsuf muslim yang telah menulis banyak karya dari berbagai bidang ilmu, dengan jumlah sekitar 260 judul. Foto: NU Online
Sosok Al-Kindi yang Disebut Sebagai Filsuf Pertama dalam Peradaban Islam

Mengenal Al-Kindi, filsuf muslim yang telah menulis banyak karya dari berbagai bidang ilmu, dengan jumlah sekitar 260 judul.


Inilah 10 Tokoh yang Paling Banyak Dicari di Google Indonesia pada 2023

31 Desember 2023

Google Indonesia menggelar kegiatan Year In Search 2023 di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin 18 Desember 2023. TEMPO/Alif Ilham Fajriadi
Inilah 10 Tokoh yang Paling Banyak Dicari di Google Indonesia pada 2023

YouTuber Nadia Fairuz Omara menempati posisi pertama tokoh yang banyak dicari di Google Indonesia sepanjang 2023.


Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

21 November 2023

Sejumlah orang dari berbagai latar belakang mendeklarasikan gerakan masyarakat untuk mengawasi Pemilu 2024. Gerakan yang dinamai JagaPemilu itu diumumkan di Hotel JS Luwansa, Jakarta Pusat pada Selasa, 21 November 2023. TEMPO/Sultan Abdurrahman
Ratusan Tokoh Deklarasikan Gerakan Masyarakat untuk Kawal Pemilu 2024: Dari Goenawan Mohamad hingga Ketua BEM UI

Gerakan tersebut diawali dari kepedulian sekelompok orang yang tidak berpartai dan independen terhadap perhelatan Pemilu 2024.


Musra Relawan Jokowi Akan Dihadiri Peserta dari Sabang - Merauke, Undang Tokoh & Pejabat

11 Mei 2023

Ketua Umum Relawan Pro Jokowi Budi Arie Setiadi  memberikan keterangannya setelah melakukan pertemuan, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin, 8 November 2022. Pertemuan tersebut sebagai ajang silaturahmi sekaligus membahas hasil Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia I. TEMPO/Muhammad Ilham Balindra
Musra Relawan Jokowi Akan Dihadiri Peserta dari Sabang - Merauke, Undang Tokoh & Pejabat

Ketua Panitia Musra Indonesia Panel Barus menuturkan para relawan Joko Widodo alias relawan Jokowi akan hadir di Istora Senayan.


10 Tokoh Nahdlatul Ulama yang Bergelar Pahlawan Nasional, Salah Satunya Jadi Bapak Film Indonesia

13 Februari 2023

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
10 Tokoh Nahdlatul Ulama yang Bergelar Pahlawan Nasional, Salah Satunya Jadi Bapak Film Indonesia

Nahdlatul Ulama merupakan organisasi masyarakat Islam terbesar di Indonesia yang beberapa tokohnya mendapatkan gelar pahlawan nasional.


Lima Tokoh Tempo 2022

28 Desember 2022

Lima Tokoh Tempo 2022

Kami memilih lima pendamping korban kekerasan seksual-satu tema yang makin marak belakangan ini-sebagai Tokoh Tempo 2022.


Tokoh Tempo 2022 Lima Perempuan Pemberani

25 Desember 2022

Majalah Tempo memilih lima nama pendamping korban kekerasan seksual sebagai Tokoh Tempo 2022. Mereka konsisten dan gigih meski tak ada kamera yang menyorot apa yang mereka lakukan. . Siapa saja mereka?
Tokoh Tempo 2022 Lima Perempuan Pemberani

Siapa saja lima perempuan Tokoh Tempo 2022?


Kumpulan Kata-kata Bijak Populer untuk Motivasi Hidup dari Tokoh dan Film

14 November 2022

BJ Habibie. TEMPO/Aditia Noviansyan
Kumpulan Kata-kata Bijak Populer untuk Motivasi Hidup dari Tokoh dan Film

Berikut kumpulan kata-kata bijak dari tokoh dan film untuk motivasi hiudp Anda lebih baik


Anies Baswedan Dirikan Galeri 15 Tokoh di TPU Karet Bivak, Ada Fatmawati dan Mohammad Natsir

13 Oktober 2022

Warga menaburkan bunga di atas makam keluarganya saat berziarah di Tempat Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta, Senin 2 Mei 2022. Pada hari pertama Lebaran, TPU tersebut ramai peziarah untuk mendoakan sanak keluarga dan kerabat yang sudah wafat. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Anies Baswedan Dirikan Galeri 15 Tokoh di TPU Karet Bivak, Ada Fatmawati dan Mohammad Natsir

Anies Baswedan mendirikan galeri berisi informasi digital 15 tokoh bangsa yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Bivak.


Ridwan Saidi Sarankan Heru Budi Hartono Komunikasi dengan Tokoh Betawi

11 Oktober 2022

Ridwan Saidi saat melakukan Orasi Budaya di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Senayan, Jakarta, 22 Mei 2015. Dalam orasinya, Budayawann Betawi tersebut mengkritisi kekisruhan antara Menpora dengan PSSI. TEMPO/Dhemas Reviyanto
Ridwan Saidi Sarankan Heru Budi Hartono Komunikasi dengan Tokoh Betawi

Budayawan Betawi Ridwan Saidi dan anggota DPD asal Jakarta Sylviana Murni tidak memasalahkan Heru Budi Hartono jadi Pj Gubernur DKI Jakarta.