Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dari Maestro hingga Seni Kinetik  

image-gnews
REUTERS/Paulo Whitaker
REUTERS/Paulo Whitaker
Iklan

TEMPO.CO , Jakarta: Mobil sport Maserati GranCabrio warna gelap keluaran tahun lalu yang berada di depan pintu masuk Ballroom Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, itu menyapa pengunjung Bazaar Art Jakarta 2012. Mobil mewah asal Italia itu berhadapan langsung dengan lima patung babi setinggi orang dewasa yang sedang menggotong upeti.

Maserati dan patung karya Adi Gunawan yang berjudul Upeti (Hadiah untuk Istana) yang terbuat dari bahan fiberglass warna perunggu itu menunjukkan dua hal berbeda yang ingin ditampilkan dalam pasar seni tahunan ini. Keduanya ingin menampilkan seni sebagai karya dan seni sebagai bagian dari gaya hidup masyarakat.

Saat pembukaan pameran pada 26 Juli lalu, bermunculan kaum sosialita Jakarta yang mengenakan baju desainer terkenal, gaun kaftan bertabur kristal, wangi parfum, dan sepatu berhak tinggi. Mereka tampak kontras dibanding para pencinta seni berambut gondrong yang memakai jins dan kaus.

Tapi, merekalah sasaran utama, karena acara ini memang cenderung untuk berjualan karya seni dan, "Lebih mengarah pada gaya hidup," kata Rizki A. Zaelani, kurator Mall Art untuk Public Art Project, bagian dari pasar seni yang digelar di seputar Pacific Place.

Karena itu pula, pengunjungnya kebanyakan berasal dari para kolektor muda. Namun, "Di pasar seni ini makin lebur antara kolektor kawakan sampai anak muda yang baru tahap mengagumi," kata Rizki.

Pameran ini menyajikan karya yang beragam, dari karya dua dimensi, seperti foto dan grafiti, hingga tiga dimensi, seperti patung serta instalasi. Dengan tema "Celebrating Indonesian Heritage" sebagai payung besarnya, pameran ini menampilkan berbagai karya yang dikelompokkan dalam sembilan bagian, yakni fotografi fashion, seni Islami, seni Jepang, modernisme, OK.VIDEO, pusaka Iwan Tirta, ruang rupa, wayang dalam seni, dan seni kinetik. Ada 20 galeri yang berpartisipasi kali ini, antara lain Edwin Gallery, Andi Gallery, Zola Zolu Gallery, Langgeng Gallery, dan Vanessa Art Link.

Seni kinetik merupakan bagian baru tahun ini dan belum banyak diangkat dalam wacana seni rupa Indonesia. Seni kinetik merupakan gabungan antara bentuk tiga dimensi dan prinsip mekanika. Bentuk seni rupa ini menggunakan dasar patung atau ensambel dari materi kayu, akrilik dan logam, yang diberi mesin untuk menggerakkan bagian tertentu, sesuai dengan konsep senimannya. Seni jenis ini masih jarang dibicarakan dan dipamerkan. Kehadiran karya-karya jenis ini menjadi sarana untuk mengenalkannya lebih jauh kepada khalayak dan menguatkan eksistensinya.

Edwin Gallery, penyelenggara pameran seni kinetik, menampilkan Dragon Frrry karya Septian Harriyoga dan Myths Chariot karya Bob Potts. Tampil pula karya Edwin Rahardjo, Bagus Pandega, dan Rudi Hendriatno.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Aminuddin T.H. Siregar, kurator pameran seni kinetik, karya seni ini membuka sensibilitas terhadap pengalaman baru akan ruang, irama akibat gerak berulang, struktur, dinamika, dan estetika yang tidak ditemukan pada lukisan atau patung. "Kita dihadapkan pada situasi baru yang merangsang seluruh saraf motorik," katanya.

Setiap peserta pameran menampilkan karya unggulannya. Sotheby's, satu-satunya balai lelang yang ikut serta, menampilkan beberapa karya terkenal, misalnya lukisan cat minyak Lee Man Fong yang berjudul Weaver, yang dinilai seharga US$ 64-89 ribu atau hampir Rp 850 juta.

Di beberapa galeri terdapat karya-karya para maestro seni rupa Indonesia yang belakangan ini sempat diributkan karena kasus pemalsuan, misalnya S. Sudjojono, Hendra Gunawan, dan Affandi. Namun, harga karya mereka tampak masih tinggi. Lukisan cat minyak Perahu Kalimantan di Kalibaru karya S. Sudjojono, misalnya, harganya ditawarkan US$ 115 ribu atau Rp 1 miliar lebih. Lukisan Bermain Judi karya Hendra Gunawan dihargai Rp 1,8 miliar lebih. Ada pula lukisan Affandi yang berjudul Ginza dihargai sekitar Rp 2,2 miliar.

Beberapa lukisan karya Richard Wrinkler, pelukis asal Swedia yang kini bermukim di Bali, juga ditampilkan. Lukisannya khas menampilkan deformasi bentuk wanita menjadi gemuk, tapi dengan elemen lanskap yang mengingatkan kita pada lukisan Walter Spies. Salah satu lukisannya, Red Morning, dihargai Rp 900 juta oleh galeri Zola Zolu Gallery.

Seniman yang pernah menyemarakkan dinamika seni Kota Bandung pada 1950-an kembali tampil dalam bagian spesial modernisme, seperti A.D. Pirous, Mochtar Apin, But Muchtar, Rita Widagdo, Popo Iskandar, Sunaryo, dan Nyoman Nuarta. Dua bagian khusus lain mengambil tema wayang sebagai inti gagasan dalam berbagai format dan media.

Pasar seni ini diselenggarakan hanya dalam empat hari, 26-29 Juli 2012, tapi tampaknya tetap akan mengeruk keuntungan besar. Tahun lalu, misalnya, omzet penjualan pasar seni ini mencapai Rp 22 miliar. Dedy Koswara, Head of Marketing Majalah Bazaar Indonesia--penyelenggaranya--mengatakan, pada pasar seni pertama pada 2009, angka penjualan mencapai Rp 12 miliar, dan naik pada tahun kedua menjadi Rp 18 miliar.

EVIETA FADJAR

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

40 hari lalu

Seorang aktivis pro-Palestina memotong lukisan Menteri Luar Negeri Inggris abad ke-20, Arthur Balfour, di Universitas Cambridge
Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina


Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

53 hari lalu

Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.


Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Pameran karya nominasi kompetisi
Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.


Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Lukisan dua panel kanvas buatan Ayurika berjudul Temu. (Dok.Galeri).
Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.


Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Patung berjudul The Ancestors karya I Wayan Upadana buatan 2023.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.


Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft dilukis oleh Putu Bonus Sudiana. (foto: Sergap)
Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.


Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)
Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.


Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran kelompok Flemish berjudul Silence Before the Storm di Galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan nomor 9 Bandung, 4-13 Agustus 2023. (ANWAR SISWADI)
Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.


Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Pameran kelompok seniman AbstraX berjudul Dive into the world of Painting Matters di Galeri Lawangwangi Creative Space Bandung.(Tempo/Prima Mulia)
Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.


Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Seniman Sri Setyawati Mulyani alias Cipuk menggelar pameran tunggal berjudul Inner Landscape di Bandung. Dok. Orbital
Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.