Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Diduga Palsu, Koleksi Lukisan Oei Hong Bikin Geger  

image-gnews
Pameran 70 tahun kolektor lukisan Oei Hong Djien
Pameran 70 tahun kolektor lukisan Oei Hong Djien "Kisah di Balik Koleksi", di Jogja, Kamis (30/4). Tempo/Arif Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - DUNIA seni rupa Indonesia geger. Kolektor kawakan dr. Oei Hong Djien menjadi episentrum guncangan. Ini berawal dari niat baiknya membuka museum seni rupa di Magelang, Jawa Tengah, April lalu. Bermaksud membuat kejutan--menyajikan banyak lukisan Sudjojono, Hendra Gunawan, dan Soedibio yang sebelumnya tak pernah diketahui publik--ia justru menuai badai.

Laporan utama Tempo edisi 25 Juni 2012 berjudul "Lukisan Palsu Sang Maestro" mengungkap itu. Pengamat seni dan keluarga pelukis ragu terhadap keaslian gambar-gambar itu. Mereka menduga dr. Oei menjadi "korban" sindikat lukisan palsu. Sang dokter membantah. Sebuah diskusi diselenggarakan pada akhir Mei lalu di Galeri Nasional Jakarta untuk menjernihkan masalah. Tapi kontroversi tetap merebak.

Tempo menelusuri sejarah tiap lukisan hingga ke masa silam: mewawancarai keluarga pelukis dan kolektor. Juga sejumlah saksi sejarah, antara lain tentara yang menawan Hendra Gunawan, pelukis yang akibat prahara 1965 dibui bertahun-tahun. Hasilnya: koleksi Oei Hong Djien sulit diyakini keasliannya. (Baca: Lukisan-lukisan Palsu yang Bikin Geger Indonesia)

Salah satu lukisan yang diragukan keasliannya adalah lukisan berjudul Wahyu, yang menggambarkan seseorang terbaring di alam surgawi. Lukisan tersebut karya Soedibio (almarhum). Angka tahunnya 1981. Saitem, sang istri, tertegun memandang lukisan yang dipajang pada pembukaan Museum Seni Rupa Oei Hong Djien (OHD) di Jalan Jenggolo 14, Magelang, awal April lalu tersebut.

"Itu tak mungkin gambar Pak Dib," dia bergumam.

Saitem ingat betul. Sepanjang 1981 suaminya sakit dan akhirnya wafat pada bulan Desember. Dia yakin saat itu suaminya sudah tak sanggup menggarap lukisan sepanjang dua meter tersebut. Sepanjang tahun itu suaminya hanya menyelesaikan lima lukisan: Semar, Dewi Sri, Gunungan, Ramayana, dan Menuju Nirwana. Semua lukisan tersebut adalah pesanan Harmonie Jaffar, kolektor fanatik karya Soedibio. (Baca: Model Telanjang Lukisan Sudjono Memprotes Oei Hong)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Kami mengimbau agar OHD bersedia menurunkan lukisan yang diragukan itu untuk sementara. Bila dibiarkan, ini akan menghancurkan seni rupa Indonesia," ujar Budisetia Dharma, kolektor lukisan yang juga Presiden Komisaris PT Astra International Tbk. Budisetia termasuk mereka yang sangsi akan keaslian sejumlah koleksi di museum itu.

Ditemui Tempo di Magelang, Oei Hong Djien tampak kukuh menerima terpaan. "Setiap hari saya selalu pandang terus-menerus koleksi saya. Saya makin yakin. Bila ada yang menuntut menurunkan, harus ada bukti sangat kuat," katanya. Dr Oei, 73 tahun, dikenal sebagai "raksasa" seni rupa Indonesia. Koleksinya lebih dari 2.000 buah, yang jika ditaksir nilainya mencapai ratusan miliar rupiah. Sudah jadi rahasia umum jika ia juga dikenal sebagai "sinterklas" yang gemar mengangkat perupa muda Yogyakarta menjadi perupa sukses. Ia bahkan dijuluki The Godfather perupa kontemporer Indonesia.

Tempo menelusuri sejarah tiap lukisan hingga ke masa silam: mewawancarai keluarga pelukis dan kolektor. Juga sejumlah saksi sejarah, antara lain tentara yang menawan Hendra Gunawan, pelukis yang akibat prahara 1965 dibui bertahun-tahun.

Hasilnya: koleksi Oei Hong Djien sulit diyakini keasliannya.

TIM TEMPO


Berita Terpopuler Lainnya

Lukisan-lukisan Palsu yang Bikin Geger Indonesia
Siapa Bos Tembakau yang Diguncang Lukisan Palsu
Model Telanjang Lukisan Sudjono Memprotes Oei Hong
Paul Coelho Komentari Laskar Pelangi
10 Artis Termahal versi Forbes

Ruhut: Jika SBY Tak Bertindak, Demokrat Karam

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

40 hari lalu

Seorang aktivis pro-Palestina memotong lukisan Menteri Luar Negeri Inggris abad ke-20, Arthur Balfour, di Universitas Cambridge
Demonstran Pro-Palestina Rusak Lukisan Arthur Balfour, Tokoh Penyebab Bencana Palestina

Demonstran Aksi Palestina merusak lukisan Arthur Balfour, politikus Inggris yang pada 1917 berjanji memberikan rumah bagi Yahudi di Palestina


Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

53 hari lalu

Pameran belasan lukisan Barli di SuJiVa Resto & Art Space, Bandung, 15-29 Februari 2024.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Cerita Pameran Lukisan Barli di Bandung dan Pemalsuan Karyanya

Menurut Rizky, pameran lukisan karya Barli juga untuk memberi kesempatan bagi orang untuk melihat karya aslinya.


Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

9 Februari 2024

Pameran karya nominasi kompetisi
Ulang Tahun Perdana, Grey Art Gallery di Bandung Pajang Ratusan Karya Seni

Karya unik yang bisa dijumpai di Grey Art Gallery adalah Self Potrait by Van Gogh, 2022. Pembuatnya Abdi Setiawan, menggunakan potongan arang kayu.


Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

14 Januari 2024

Lukisan dua panel kanvas buatan Ayurika berjudul Temu. (Dok.Galeri).
Ayurika Gelar Pameran Tunggal Lukisan Kaca Benggala di Bandung

Pada pameran tunggal kali ini, Ayurika lebih berfokus untuk menampilkan gambar wajah bercorak realis ekspresif.


Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

18 Desember 2023

Patung berjudul The Ancestors karya I Wayan Upadana buatan 2023.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Akhir Pekan di Bandung, Dua Seniman Bali Gelar Pameran Tunggal

Banyak seniman asal Bali menggelar pameran tunggal karya mereka di Bandung, dua di antaranya mengadakannya akhir tahun ini.


Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

27 Agustus 2023

motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft dilukis oleh Putu Bonus Sudiana. (foto: Sergap)
Intip Hasil Lukisan di Motor Listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft

Seorang seniman bernama Putu Bonus Sudiana mencoba tantangan baru dengan melukis di bodi motor listrik Sergap 30.1 Trail E-Motocraft.


Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

14 Agustus 2023

Butet Kartaredjasa (kiri), Presiden Joko Widodo atau Jokowi (tengah), dan Djoko Pekik (kanan). (Instagram/@masbutet)
Karya-karya Fenomenal Pelukis Legendaris Djoko Pekik

Djoko Pekik meninggal 12 Agustus 2023. Berikut beberapa karya fenomenalnya antara lain Berburu Celeng dan Sirkus Adu Badak.


Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

6 Agustus 2023

Pameran kelompok Flemish berjudul Silence Before the Storm di Galeri Pusat Kebudayaan Jalan Naripan nomor 9 Bandung, 4-13 Agustus 2023. (ANWAR SISWADI)
Pameran Lukisan Kelompok Flemish di Bandung Angkat Isu Lingkungan Bergaya Klasik

Pada pameran lukisan terbarunya kali ini, mereka melukis pemandangan alam bergaya naturalis dan realis seperti lanskap, sungai, dan hutan.


Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

6 Agustus 2023

Pameran kelompok seniman AbstraX berjudul Dive into the world of Painting Matters di Galeri Lawangwangi Creative Space Bandung.(Tempo/Prima Mulia)
Kelompok AbstraX dari ITB Pamerkan Lukisan Realis Hingga Abstrak di Galeri Lawangwangi

Keragaman itu menunjukkan independensi masing-masing anggota kelompok AbstraX dalam percariannya tentang makna dan arti penting lukisan.


Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

7 Juli 2023

Seniman Sri Setyawati Mulyani alias Cipuk menggelar pameran tunggal berjudul Inner Landscape di Bandung. Dok. Orbital
Lanskap Batin Cipuk Lewat Lukisan Abstrak

Cipuk mengaku lebih menyukai lukisan lanskap yang sepi yang membuatnya bisa berdialog dengan diri sendiri dan Sang Pencipta Alam.