Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Getar Musik Karinding Menelusup ke Musik Metal

image-gnews
Konser tunggal Karinding Attack sekaligus launching album Gerbang Kerajaan Serigala di Taman Budaya, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/3). Karinding Attack mencoba meramu antara musik tradisi dengan gaya bermusik barat. TEMPO/Prima Mulia
Konser tunggal Karinding Attack sekaligus launching album Gerbang Kerajaan Serigala di Taman Budaya, Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/3). Karinding Attack mencoba meramu antara musik tradisi dengan gaya bermusik barat. TEMPO/Prima Mulia
Iklan

TEMPO.CO, Bandung - Suara celempung merambat pelan. Bunyinya seperti kendang atau tabla, tetapi suaranya lebih bergetar karena alat musik dari bambu itu dipasangi senar dari sembilu. Sekitar setengah menit kemudian, suara karinding menyusul, lalu giliran tiupan suling Padang yang meliuk-liuk syahdu.

Mochamad Rohman alias Man Jasad, vokalis band metal Jasad, menimpali rekan-rekannya yang bermain waditra atau kumpulan alat musik tradisional itu dengan nyanyian menggeram. Ti mimiti gumelan ka alam dunya/ rumasa kuring rumasa/ ngan saukur jadi ririwit/ nu ngararujit/ saukur nyusahken ema...( Dari pertama lahir ke alam dunia/ merasa saya merasa/ hanya sakit-sakitan/ yang menjijikkan/ hanya menyusahkan ibu…

Lagu berjudul Ema II juga Ema I itu berisi tentang permintaan maaf seorang anak karena merasa selalu menyusahkan hidup ibunya. Lebih luas lagi, permohonan maaf manusia kepada bumi akibat ulahnya yang kerap merusak alam.

Dua tembang itu melengkapi total 15 karya ciptaan kelompok Karinding Attack yang dibawakan saat konser tunggal mereka di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Jawa Barat, Bandung, Selasa malam, 13 Maret 2012.

Menurut salah seorang anggota Karinding Attack, Iman Rahman Angga Kusumah alias Kimung, acara tersebut untuk merayakan usia tiga tahun kelompok musik yang dibentuk pada 12 Maret 2009 itu.

Bertajuk sama dengan lagu yang menjadi judul album perdana mereka, Gerbang Kerajaan Serigala, yang diluncurkan pada konser hari itu, mereka mengajak pianis bercorak jazz, Sony Akbar, penyanyi Risa Saraswati, dan sinden Sri Rejeki ke atas panggung.

Tentang Gerbang Kerajaan Serigala, kata Kimung, berawal dari rasa sukanya kepada serigala sejak kecil. Pendiri band metal Burgerkill itu pun menulis liriknya sambil berkhayal rumahnya penuh oleh kawanan hewan buas tersebut. “Saya ingin jadi rajanya,” kata dia.

Kumpulan lagu yang mereka sebut album karinding pertama di dunia itu berisi 12 lagu. Karinding Attack merupakan salah satu kelompok musik di Bandung yang membuat lagu-lagu dengan karinding.

Alat musik tradisional berupa bilah bambu pipih atau pelepah pohon aren sepanjang pensil itu di bagian tengahnya dibentuk agar bisa bergetar seperti senar tunggal. Karinding dimainkan dengan cara dijepit bibir lalu bagian ujung kanannya dipukul-pukul dengan jari.

Perbedaan suara dan nada yang keluar ikut ditentukan oleh jenis karinding yang dipakai dan kreasi permainan di rongga mulut. Sempat berganti personel, kini kelompok beranggotakan sembilan orang itu kebanyakan masih merangkap sebagai awak band-band metal dan punk di Bandung.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aransemen karinding itu ikut ditemani antara lain oleh permainan suling Padang, toleat, gong tiup, serta celempung. Harmonisasi itu menghasilkan karya instrumental juga lagu berlirik bahasa Sunda dan Indonesia, seperti Dadangos Bagong, Wasit Kehed, Maaf, Nu Ngora Nu Nyekel Kontrol, dan Lagu Perang.

Mereka mulai belajar memainkan karinding pada 2008 dengan berguru ke Endang Sugriwa alias Abah Olot. Menurut pemain sekaligus pembuat karinding di daerah Parakan Muncang, Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat itu.

Setidaknya ada 4 pirigan atau jenis bermain karinding berdasarkan perbedaan suaranya, yaitu tonggeret, tutunggulan, iring-iringan, dan rereogan yang dinamis. Karinding, ujar Abah Olot, diperkirakan hasil peninggalan masyarakat Kerajaan Padjadjaran sejak enam abad silam. Fungsinya sebagai pengusir hama di sawah, alat penghibur di saat senggang dan pengusir kejenuhan, juga pelengkap ritual serta kesenian kampung.

Selain tersebar di Jawa Barat, karinding juga dikenal di Bali dengan nama genggong. Alat musik yang hampir terlupakan itu tiga tahun lalu diangkat lagi oleh musisi metal dari komunitas Ujung Berung Rebels di Bandung.

“Untuk menghargai karya karuhun (leluhur),” kata Man Jasad. Olahan alat-alat musik tradisional dengan corak lagu modern itu tak pelak menimbulkan silang pendapat. Namun aransemen karya baru itu harus diakui menghasilkan musik yang unik.

Kelompok lain seperti Karinding Militan juga melakukan hal yang sama. Di sejumlah pentas konser metal underground di Bandung kini, suara karinding jadi tak asing lagi. Ia telah menyelinap di antara gebukan drum dan distorsi gitar listrik.

Tak hanya dipakai untuk berkarya, Kimung dan kawan-kawan juga menularkan cara permainan karinding kepada pelajar, kalangan umum, hingga ke komunitas dan penggemar musik metal di Bandung. Mereka pun membantu para pembuat karinding di berbagai daerah di Jawa Barat dengan cara memperluas jaringan pembeli serta toko penjual karinding di Bandung dan sekitarnya agar garis ekonominya terangkat.

Abah Olot dan pengrajin di kampung, misalnya, sekarang menjual rata-rata 200 buah karinding per bulan. Harganya berkisar Rp 30 ribu hingga 60 ribu per buah. Dari kampung, karinding kini telah menyerang dan ikut menggetarkan musik kota.

ANWAR SISWADI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

4 hari lalu

SMA Labschool Cibubur mengadakan pentas seni CRAVIER yang kini memasuki tahun ke-10. Tahun ini, CRAVIER digelar pada 27 Juli 2024 di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Foto: Istimewa
SMA Labschool Cibubur Selenggarakan Pentas Seni Cravier 2024 Usung Tema Peduli Lingkungan

Acara tahunan SMA Labschool Cibubur akan mengusung tema lingkungan dalam kacamata anak muda di Cravier 2024.


Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

7 Desember 2023

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Terintimidasi, Bagaimana Cara Mengurus Perizinan Pentas Seni?

Butet Kartaredjasa menyebut bahwa pementasan seninya diintervensi oleh pihak kepolisian karena larangan menampilkan satir politik.


HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

28 Juli 2023

Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
HNW Apresiasi Usulan Pementasan Seni Budaya jelang Tahun Politik 2024

Komunitas seni dan budaya, Sangkami mengusulkan pementasan seni dan budaya melibatkan para anggota MPR.


Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

25 April 2023

Pengunjung menyaksikan pertunjukan 'video mapping' di Tugu Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Minggu, 22 Desember 2019. Video mapping yang berdurasi 25 menit tersebut akan dilaksanakan hingga 31 Desember mendatang bertemakan Filosofi Tugu Monas, Relief dan Diorama Museum Sejarah Nasional, Pembangunan Ibu Kota Jakarta, Kebudayaan Betawi serta kehidupan Jakarta. ANTARA
Ada Monas Week Saat Libur Lebaran 2023, Pengelola Siapkan 4 Toilet Bus Tambahan

Rangkaian Monas Week menyuguhkan pertunjukan musik khas Idul Fitri serta Air Mancur Menari dan video mapping.


4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

21 Januari 2023

Pertunjukan di acara puncak Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta, Malioboro Imlek Carnival di Yogyakarta, Sabtu 16 Februari 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
4 Acara Imlek yang Populer di Indonesia, Selalu Menarik Minat Wisatawan

Acara-acara itu tak sekadar untuk membuat meriah Imlek, tapi memiliki makna di dalamnya.


Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

14 Desember 2022

Suasana destinasi wisata Tlogoputri, Kaliurang di lereng Gunung Merapi, Yogyakarta, masih sepi di masa PPKM Level 4. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Libur Natal dan Tahun Baru, Ini Sederet Agenda Kesenian di Lereng Merapi

Ada sejumlah agenda seni budaya yang akan kembali digelar di kawasan Kaliurang pada libur Natal dan Tahun Baru.


Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

3 September 2022

Aksi panggung seniman lokal asal Kabupaten Bekasi di pentas Lebaran Yatim Bekasi yang digelar Dewan Kesenian Kabupaten Bekasi di Lapangan Kelurahan Wanasari, Kecamatan Cibitung, Jumat petang, 2 September 2022. Foto: ANTARA/Pradita Kurniawan Syah
Dua Tahun Vakum, Seniman Kabupaten Bekasi Ramaikan Lebaran Yatim

Gabungan seniman Kabupaten Bekasi kembali manggung untuk memeriahkan Lebaran Anak Yatim setelah dua tahun terhalang pandemi


Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

23 Maret 2021

Seniman dan seniwati Kulon Progo menampilkan Tari Sri Kayun. (ANTARA/Sutarmi)
Siap-siap Disambut Tari Sri Kayun Saat Wisata ke Kulon Progo

Tari Sri Kayun dan fragmen Suroloyo Wrehaspati dibawakan oleh seniman Kulon Progo dan pegawai pemerintah daerah sebagai penari pendukung.


Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Tari Legong Semarandana dalam pertunjukan Budaya Pusaka Kita: Bangga pada Budaya Nusantara yang digelar Wulangreh Omah Budaya., Sabtu, 13 Februari 2021. Tempo/Inge Klara Safitri.
Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.


Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

1 Desember 2020

Penampilan teater musikal
Produksi Teater di Masa Pandemi, Apa Saja Tantangannya?

Tentu ada beberapa tantangan saat memproduksi pentas teater. Salah satu kendala utamanya adalah mencari cara agar pentas tetap dapat roh.