TEMPO.CO, Los Angeles - Kematian penyanyi pop dunia Whitney Houston masih menyisakan kesedihan produser rekaman Harvey Mason Jr.
Mason tak menyangka pertemuannya di studio rekaman di Mason Sound, Hollywood Utara, pada 7 Februari 2012 petang waktu setempat, merupakan perjumpaan terakhirnya dengan pemilik suara emas itu. "Saat itu dia tersenyum riang," ujarnya kepada People.
"Selanjutnya kami masuk ke studio rekaman, memulai sesi olah vokal diawali dengan berdoa yang selalu dia lakukan sebelum memulai pekerjaan," kata Harvey seperti dikutip People, Rabu, 15 Februari 2012.
Whitney bekerja sekitar tiga hingga empat jam. Setelah berakhirnya sesi tari di ruang kontrol, dia bilang 'Putar ke atas! Putar ke atas!' "Dia sepertinya sangat gembira."
Houston meninggal Sabtu, 11 Februari 2012, pada usia 48 tahun di kamar mandi hotel Beverly Hills, Los Angeles. Hingga saat ini, penyebab kematiannya masih dalam investigasi kepolisian. Sejumlah pihak menyebutkan kematiannya akibat penyalahgunaan obat bius.
Selama menangani Houston di studio rekaman, Mason memiliki kesan bahwa mendiang sangat mencintai pekerjaannya dan taat berdoa. "Dia selalu berdoa sebelum memulai pekerjaan," kata Mason. "Houston juga sangat mencintai penyanyi perempuan pendatang baru."
Ketika ditanya bagaimana penampilan Houston bila di dalam studio rekaman, Mason berkata, "Penampilannya sangat sempurna, bahkan suka berpesan 'Jangan membuat kesalahan sedikit pun, harus sempurna."
Soal kesan lain di hari-hari terakhir pertemuannya, Mason menjelaskan bahwa Houston sepertinya tak memiliki tekanan apa pun. "Dia bersemangat dan tidak terlalu bekerja keras. Aku selalu di sekitarnya bila dia bekerja terlalu keras. Dia datang ke studio dalam keadaan tenang, lalu keluar-masuk. Menurutku, hal ini tidak biasa dia lakukan. Whitney sangat mengkhawatirkan penggemarnya, namun tidak ada kesan dia dalam keadaan tertekan."
Bahkan, kata Mason lagi, Houston tampak sangat optimistis. "Dia berbicara mengenai Sparkle, Waiting to Exhale, dan bekerja untuk album solonya," kata Mason.
CHOIRUL