TEMPO Interaktif, London - Penulis buku Harry Potter, J.K. Rowling, membeberkan kepedihannya menghadapi para paparazzi yang menghantuinya setiap saat. Ia pun merasa seperti sandera di rumahnya sendiri.
Hal tersebut diungkapkan Rowling dalam penyelidikan yang digelar pemerintah Inggris terkait kode etik dan praktik media massa Inggris, Kamis, 24 November 2011. Menurut Rowling, ia selalu diberondong paparazzi setiap kali ia keluar rumah selama sepekan setelah melahirkan anak kedua dan ketiganya.
Rowling mengaku kemarahannya terhadap para paparazzi sudah tak terungkapkan lagi. Apalagi saat mengetahui seorang paparazzi berhasil memasukkan sebuah catatan ke dalam tas sekolah anaknya yang berusia lima tahun.
“Seorang anak, tidak peduli siapa orang tuanya, berhak atas sebuah privasi. Itu masalah hitam dan putih,” tegas Rowling. Akibat kejadian tersebut, Rowling terpaksa pindah rumah.
Rowling juga mengungkapkan bahwa naskah salah satu bukunya dicuri dari printer dan jatuh ke tangan surat kabar The Sun setelah ditemukan seorang pengangguran.
“Saya merasa seperti diperas. Yang mereka inginkan adalah sebuah foto saya berterima kasih karena menerima naskah yang dicuri tersebut,” tambah Rowling.
Rowling juga terpaksa menjelaskan kepada anak-anaknya soal berita palsu yang mengatakan dia menulis sebuah karakter yang mengadopsi karakter bekas suaminya. Hal itu memukul Rowling karena anak-anaknya percaya dengan gambaran tentang ayah mereka yang keliru.
Polisi saat ini tengah menyelidiki penyadapan telepon yang dilakukan segelintir wartawan terhadap sekitar 5.800 orang, termasuk selebritas, politikus, dan anggota Kerajaan Inggris.
Perwakilan media massa Inggris belum berkomentar soal pengakuan Rowling tersebut.
CNN| KODRAT