Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berharap Keselamatan Desa, Gelar Seribu Tumpeng

image-gnews
TEMPO/ Puspa Perwitasari
TEMPO/ Puspa Perwitasari
Iklan

TEMPO Interaktif, Banyuwangi - Selepas magrib, seluruh warga Desa Kemiren duduk di sepanjang jalan desa. Mereka berkumpul dengan keluarga dan kerabat masing-masing. Di tengah-tengah mereka, sajian tumpeng pecel pithik dan berbagai sayuran hasil pertanian desa menjadi santapan wajib.

Dari arah timur, arak-arakkan barong diiringi tabuhan gamelan bertalu-talu. Bunyi kuntulan yang datang dari barat juga begitu riuh. Dua kesenian khas desa setempat itu kemudian bertemu di depan masjid desa, berkolaborasi menghasilkan musik tradisional yang begitu indah.

Ketika bunyi petasan mulai menggelar, beberapa pemuda desa mulai menyalakan obor dari bambu yang ditancapkan di sepanjang jalan. Inilah pertanda waktu makan bersama telah tiba.

Itulah suasana di Desa Kemiren, Banyuwangi, Jawa Timur, saat menggelar tradisi Tumpeng Sewu, Kamis malam, 27 Oktober 2011. Makan tumpeng pecel pithik bersama-sama menjadi acara puncak dalam tradisi yang telah digelar turun-temurun itu.

Tumpeng sewu artinya tumpeng yang berjumlah seribu. Disebut demikian karena biasanya setiap kepala keluarga mengeluarkan tumpeng minimal satu. Di desa yang berjarak sekitar 5 kilometer dari Kota Banyuwangi itu dihuni 1.025 kepala keluarga.

Tumpeng pecel pithik memang menjadi kuliner khas desa Using itu. Pecel pithik terbuat dari ayam kampung yang dibakar, kemudian dicampur dengan parutan kelapa yang lebih dulu diberi bumbu. Saat saya ikut menyantap pecel pithik dengan nasi hangat, rasa gurih masakan tradisional itu cukup menggoyang lidah.

Kepala Desa Kemiren, Ahmad Abdul Tahrim, mengatakan, tradisi tersebut dilaksanakan supaya Tuhan Yang Maha Esa senantiasa menghindarkan desa dari segala musibah. "Semoga Tuhan terus memberikan kebaikan dan berkah," katanya kepada Tempo.

Sejak pagi hari, berbagai macam kegiatan mengisi tradisi ini. Dimulai pada pukul 08.00 WIB, seluruh warga menjemur tempat tidurnya (kasur) berjajar di tepi jalan desa. Uniknya, ratusan kasur itu berwarna sama, yakni hitam-merah.

Latri, 70 tahun, menceritakan, kasurnya telah berusia lebih dari setengah abad. Kasur tersebut merupakan hadiah dari orang tuanya ketika dia menikah pada usia 17 tahun. "Adatnya memang begitu. Kalau ada anak perempuannya menikah, orang tua memberi kasur hitam-merah," kata Latri kepada Tempo dalam bahasa daerah Banyuwangi.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Warna hitam-merah pada kasur warga Kemiren ini memiliki makna mendalam. Merah berarti simbol semangat dan hitam adalah simbol kelanggengan. Dengan tidur di kasur itu, diharapkan rumah tangga si pengantin menjadi langgeng.

Ketika kasur-kasur selesai dijemur pada sore hari, warga kemudian menuju makam Buyut Cili, seseorang yang mereka anggap sebagai penghuni desa pertama kali. Di makam itu, warga menggelar syukuran sambil memanjatkan doa-doa.

Setelah dari makam, ratusan warga menggelar arak-arakkan barong berkeliling kampung. Barong Kemiren mirip dengan Barong Bali, namun bentuknya lebih kecil. Selain menjadi kesenian khas, barong cukup disakralkan warga setempat dan menjadi simbol utama dalam setiap upacara adat.

Ketua Adat Desa Kemiren, Purwadi, menjelaskan, tradisi Tumpeng Sewu dilaksanakan setiap pekan pertama dalam bulan Syuro atau Dzulhijjah pada hari Kamis atau Minggu. Kedua hari ini dianggap sebagai hari baik bagi warga Kemiren dalam melaksanakan semua tradisi. "Biasanya kalau tidak hari Kamis, kita melaksanakan hari Minggu," ungkapnya.

Bila pada bulan Dzulhijjah warga Kemiren menggelar Tumpeng Sewu, pada bulan Syawal, tepatnya hari kedua Lebaran, warga juga melaksanakan tradisi Barong Idher Bumi. Dalam tradisi ini, barong juga menjadi simbol utama desa yang diarak keliling kemudian berakhir pula dengan makan bersama tumpeng pecel pithik.

IKA NINGTYAS


Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jelang Debat Cawapres, Ganjar-Mahfud Usung Pangan Lokal dan Desa Mandiri Pangan

19 Januari 2024

Gaya Capres dan Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Jelang Debat Cawapres, Ganjar-Mahfud Usung Pangan Lokal dan Desa Mandiri Pangan

Mahfud akan mengusung visi-misi pangan lokal dan desa mandiri pangan dalam debat cawapres kedua.


Catatan Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo: Bangun 2.000 Desa Mandiri Energi, Soal Wadas, Gagal Piala Dunia U-20

5 September 2023

Gubernur Jawa Tengah sekaligus kandidat capres Ganjar Pranowo usai mengisi materi dalam Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru 2023 Universitas Pancasila di Kampus Srengseng Sawah, Jakarta Selatan, Senin, 28 Agustus 2023. TEMPO/Ricky Juliansyah
Catatan Eks Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo: Bangun 2.000 Desa Mandiri Energi, Soal Wadas, Gagal Piala Dunia U-20

Berikut beberapa catatan prestasi dan kontroversi Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah. Bangun 2.000 desa mandiri hingga gagal Piala Dunia U20.


Pondok Udik Masuk 10 Besar IDM Tertinggi, Bupati Bogor Ade Yasin Bangga

6 September 2021

Ade Yasin. ANTARA
Pondok Udik Masuk 10 Besar IDM Tertinggi, Bupati Bogor Ade Yasin Bangga

Menurut Bupati Bogor Ade Yasin, program Samisade bertujuan untuk menstimulasi pembangunan infrastruktur desa.


Menteri Desa Dukung DIY Bangun Jogya Agro Techno Park

15 Juni 2017

Menteri Pedesaan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, saat berkunjung ke kantor redaksi TEMPO, Jumat, 2 Juni 2017. TEMPO/Ryan Maulana
Menteri Desa Dukung DIY Bangun Jogya Agro Techno Park

Eko menuturkan, JATP akan menjadi pusat pelatihan bagi desa-desa mandiri yang terintegrasi secara vertikal.


Delapan Kementerian Sepakat Garap Program Desa Migran Produktif  

31 Mei 2017

Menteri Tenaga Kerja M Hanif Dhakiri meresmikan pembangunan perumahan untuk tenaga kerja migran di Madiun. NOFIKA DIAN NUGROHO
Delapan Kementerian Sepakat Garap Program Desa Migran Produktif  

Menurut Hanif, desmigratif merupakan terobosan Kementerian Ketenagakerjaan dalam memberdayakan, meningkatkan perlindungan, dan pelayanan terhadap TKI.


Sister Village Percepat Evakuasi Korban Erupsi Merapi

28 April 2017

Warga berbondong-bondong membawa aneka macam sesaji menuju makam Gunung Sari untuk melakukan Ritual Tungguk Tembakau di Lereng Gunung Merapi-Merbabu, Desa Senden, Boyolali, Jawa Tengah, 3 Agustus 2016. TEMPO/Bram Selo Agung
Sister Village Percepat Evakuasi Korban Erupsi Merapi

Konsep persaudaraan antar-desa atau sister village di Kabupaten Boyolali kini telah melibatkan sebanyak 17 desa.


Desa Bisa Maju, Gubernur NTB: Ini Syaratnya

1 April 2017

Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi. ANTARA FOTO/Kemenlu-Suwandy
Desa Bisa Maju, Gubernur NTB: Ini Syaratnya

Kemajuan suatu daerah membutuhkan kreativitas dan pemberdayaan
masyarakat di semua sektor, terutama di pedesaaan.


Kemendes Prioritaskan Ini untuk Kemajuan Desa 2017

28 Januari 2017

Ilustrasi petani menanam bibit padi. ANTARA/Maulana Surya
Kemendes Prioritaskan Ini untuk Kemajuan Desa 2017

"Desa yang belum fokus akan kita kasih insentif, kita kasih bibit, pupuk, dan sarana pertanian gratis,"


Kisah Delila dan Hutan untuk Anak

3 September 2016

Kepala Bappeda Provinsi NTT Wayan Darmawa membuka Festival Praktek Cerdas yang digagas Wahana Visi Indonesia di Hotel Neo Kupang, 30 Agustus 2016. TEMPO/Juli
Kisah Delila dan Hutan untuk Anak

Beragam inovasi dan terobosan untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat desa ditampilkan dalam Festival Praktek Cerdas yang digelar di Kupang.


Kemendes Gelar Expo Potensi Desa Di Sumbar Akhir September

30 Agustus 2016

ANTARA/Hasan Sakri Ghozali
Kemendes Gelar Expo Potensi Desa Di Sumbar Akhir September

"Acaranya sekitar akhir September nanti, bisa jadi ajang promosi wisata bagi daerah, karena diikuti tujuh provinsi dan 75 kabupaten dan kota,"