Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sisir Tanah Menyisir Konflik  

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Dengan tangan dan punggung menempel di dinding, Yuni Bening berjalan lambat. Jengkal demi jengkal dia memutari tepian kolam setinggi pinggang. Kepalanya yang tertutup topeng berbentuk huruf K itu berangguk-angguk dan bergeleng. Sesekali, dengan kedua tangan, ia mengangkat topeng dan memasukkannya lagi ke kepala, seolah bosan penglihatannya tertutupi.

Dua puluh menit hampir berlalu, saat penari itu tiba di tengah kolam yang penuh miniatur huruf-huruf serupa. A, I, S, J, H, N … Hup, Yuni duduk berjongkok. Lelah, tapi lega. K di kepalanya lepas. Dan, tepuk tangan belasan penonton yang duduk di sisi tepian kolam lain pun pecah. Meriah.

Inilah penampilan Yuni, seorang penari, yang menjadi pembuka pentas musik Sisir Tanah bertajuk Konservasi Konflik di Rumah Indonesian Visual Art Archive Yogyakarta, Jumat 14 Oktober 2011 malam.

“Kolam” –tempat Yuni pentas dan penonton meriung-- sebenarnya adalah ruang depan rumah yang terletak di tengah perkampungan penduduk Dipowinatan. Ukurannya cukup luas untuk sebuah rumah, dengan bagian tengah menjorok ke dalam mirip kolam. Dua sisi kolam dibentuk berundak dua untuk duduk penonton yang datang. Inilah panggung bagi Sisir Tanah.

Sisir Tanah diawaki dua orang, Bagus Dwi Danto (gitaris sekaligus vokalis) dan Pandu Hidayat (musik elektrik). Seperangkat alat pengatur bunyi digital dari satu unit komputer jinjing yang digunakan Pandu menghasilkan suara-suara elektrik yang kadang memekakkan telinga. Namun dengan cepat pula intonasinya menurun lamban. Semua itu bertumpang tindih dengan suara gitar dan vokal Dwi Danto yang kerap tenggelam tak terdengar.

Tumpang tindih suara itu, kata Dwi Dwanto, memang sengaja diciptakan untuk membawa penikmatnya pada nuansa konflik. “Anda bingung kan mendengarnya?” katanya balik bertanya saat dimintai komentar tentang penampilan musiknya, seusai pementasan.

Seperti suara musik yang ditampilkannya, konflik, menurut dia, selalu muncul dari ketumpangtindihan. Apa pun bentuk konflik itu. Dari konflik dalam pribadi, antarpribadi, hingga masyarakat dan negara sekalipun. “Kita berada di tengah kebingungan itu,” kata dia, menjelaskan.

Ada tujuh lagu yang dibawakan Sisir Tanah, malam itu. Konservasi Konflik, Menggergaji Hutan Ingatan, Pertunjukan Malam Perahu Kertas, Kembalikan Hak-Hak Kami, Apa Yang Kau Cetak Di Atas Dengkulmu, Bakar Petamu dan Pidato Presiden Retak Tertusuk-Tusuk Dusta. Dari judulnya, lagu-lagu yang dibawakan Sisir Tanah tampak begitu puitis. Itu karena lagu-lagu mereka adalah musikalisasi puisi karya Dwi Danto, yang sebelumnya menekuni dunia sastra. Simaklah, misalnya, sepotong lirik Konservasi Konflik yang dibuat pada 2008 silam.

Aku menusuk tumpul tanduk ular
Luka paling merdu dari cakar pari di dekat rumah
Di belahan tiga pantat celana
Cukup-cukuplah menahan jerit tuhan
Merayu karpet di tingkungan ember bocor yang menempel di bibir ceret yang cemberut...

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut dia, satu puisi itu –yang kini dinyanyikan- bahkan muncul dalam suasana konflik di masyarakat, yakni Kembalikan Hak-hak Kami yang muncul saat terlibat upaya pendampingan korban lumpur Lapindo di Sidoarjo bersama Taring Padi, beberapa tahun lalu.

Konservasi Konflik –salah satu judul puisinya yang menjadi tema pementasan mereka malam itu--sebenarnya adalah judul album yang bakal mereka luncurkan, November mendatang. Ada beberapa kota di Indonesia yang dijadwalkan akan dikunjungi untuk memperkenalkan musik mereka, di antaranya selain Yogyakarta, ada Solo, Bandung, Jakarta, dan Surabaya.

Sebagai sebuah kelompok, Dwi Danto sendiri sulit menentukan genre yang pas untuk musiknya. Meski secara umum dia kategorikan bercorak folk, ada unsur balada dalam beberapa lagu yang dimainkan. Menggergaji Hutan Ingatan, salah satunya. “Idenya sederhana. Aku punya puisi dan coba diangkat menjadi lagu," kata dia menjelaskan konsep bermusik yang dirintisnya.

Dalam upaya menemukan corak bermusiknya itu, Sisir Tanah membuka tangan untuk bagi sejumlah orang untuk merespons pementasannya malam itu. Selain Yuni Bening yang mementaskan tariannya, saat lagu kedua Menggergaji Hutan Ingatan dibawakan, Andi Alison mengiringinya dengan permainan biola. “Spontan saja merespons, sesuai dengan kondisi lagu dan musiknya,” kata Andi.

Selain keduanya, ada pula penampilan Imam Abdillah dan Bagus Prabowo asal Yogyakarta yang merespons dengan semacam aksi “jungkir balik” di sela-sela pementasan, serta Novie Elisa asal Surabaya dengan karya video yang menjadi latar pentas.

Yuni sendiri sebenarnya tak hanya menampilkan tarian, tapi juga beberapa boneka kecil berbentuk perempuan. Boneka itu tergantung di atas sumur di ujung kolam. Menurutnya, boneka itu untuk menggambarkan konflik personal dan interpersonal yang dialami kaum perempuan. Konflik mereka dia bahasakan dalam simbol K dalam tariannya. “K untuk konflik,” kata perempuan yang juga berprofesi sebagai guru taman kanak-kanak itu.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang Bandung, Sabtu 14 Oktober 2023. (Dok.Bandoengmooi)
Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.


Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Pertunjukan seni longser gelaran Bandungmooi berjudul Pahlawan Kesiangan. Dok.Bandoengmooi
Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.


Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty. TEMPO/Charisma Adristy
Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal


Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.


Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Sejumlah pemain melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.


Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Pertujukan Shiraath oleh Teater Rumah Mata di Metrolink Street Market, Kota Medan, pada Ahad, 10 April 2022. Dok. Teater Rumah Mata
Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.


Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

105 Tahun Gedung Wayang Orang Sriwedari
Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.


27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.


Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Kelompok Teater Api Indonesia memainkan lakon berjudul Toean Markoen di Festival Teater Tubuh II, Selasa 16 Maret 2021. Dok. Festival
Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.


Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Pertunjukan teater Sie Jin Kwie dari Teater Koma. (ANTARA)
Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.