TEMPO Interaktif, Jakarta - Bagi Dahlan Iskan, tak ada makanan yang paling lezat di dunia ini selain masakan sang istri. Bahkan resep restoran internasional sekalipun.
Dengan alasan itulah, Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara ini setiap hari selalu membawa bekal masakan sang istri. Seperti siang hari itu, Selasa, 27 September 2011. Usai melakukan kunjungan ke salah satu proyek PLN, pemilik usaha Jawa Pos Group ini menemui kami di ruang rapat kantornya di Jakarta.
Tanpa cangung-canggung, dia menanting ransum berisi santap siang dengan menu racikan sang istri. "Saya makan siang dulu ya," kata Dahlan.
Menunya nasi putih, sambal, tempe goreng, dan daging. "Istri saya pintar masak, apalagi sambalnya paling enak. Bahkan kalau saya pergi ke luar negeri, saya minta dibawakan sambal," kata Dahlan kepada Tempo, Selasa, 27 September 2011.
Soal makan, bagi Dahlan bukan hal sepele. Sejak selesai menjalani cangkok hati di Cina beberapa tahun lalu, dia harus memperketat jadwal makan.
Makan siang maksimal hanya boleh sampai jam 3 sore. Setiap jam 5 sore, Dahlan harus minum obat. Dua jam sebelumnya, tak boleh satu pun makanan masuk ke perut.
Obat yang diminum berfungsi untuk membantu menyelaraskan hati dengan alat tubuh Dahlan lainnya.
ERWINDAR