TEMPO Interaktif, Jakarta- Brigade Satu Norman Kamaru dari satuan Brigadir Mobil akhirnya Jumat pekan lalu mengajukan diri keluar dari institusinya. Alasan Norman yang namanya mencuat karena video lip sync lagu chaiyya-chaiyya, karena tidak ingin menjadi anggota brimob, bukan karena ingin berkarir di dunia musik. Namun, sampai hari ini belum ada keputusan dari institusinya.
Menurut Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Timur Pradopo, polisi belum memutuskan surat pengunduran diri Norman. "Sekali lagi tentunya kami tanya dulu prosesnya. Tetapi intinya siapa pun kami akan berikan kesempatan berkarier kalau itu memang lebih maju," katanya di Istana Presiden, Senin 19 September 2011.
Dukungan positif niat Briptu Norman keluar dari institusi kepolisian justru datang dari Pakar Psikologi Forensik Universitas Bina Nusantara Reza Indragiri Amriel. “Norman keluar, itu tetap lebih baik daripada menjadi anggota polisi yang korup," ujarnya kepada Tempo, hari ini.
Memang, keluarnya Norman, bila dilihat dari sisi kerugian negara merugikan. Soalnya, kata Reza, masyarakat sudah membayar investasi untuk pria asal Gorontalo tersebut menjadi insan tribata. “Apalagi banyak sekali orang yang berminat menjadi anggota kepolisian,”ujarnya.
Reza, kini mulai mempertanyakan motif orang yang berbondong-bondong masuk kepolisian. “Percuma, kalau toh ternyata ketika sudah mengenal dunia selebrita justru memilih keluar,” katanya. Karena itu perlu dipikirkan pola rekrutmen dan pendidikan kepolisian yang lebih menjanjikan kebanggan korps.
Baca Juga:
Apa yang terjadi dengan Norman, menurut Reza, berbanding terbalik dengan yang terjadi di Amerika Serikat. Di negara Abang Sam, Matt Barlow seorang vokalis band metal Iced Earth justru mundur dari dunia musik. "Agar bisa masuk korps kepolisian, disini Norman mundur untuk masuk selebrita,"katanya.
Bagaimana dengan anda mau pilih lewat jalur mana?
DIANING SARI