TEMPO Interaktif, Bandung - Penyanyi pop Sunda, Hendarso alias Darso, 66 tahun, dimakamkan Selasa pagi ini, 13 September 2011. Darso dimakamkan di belakang rumah anaknya, Asep Darso, di Jalan Warung Lobak, Kampung Cibisoro, Desa Gandasoli, Katapang, Kabupaten Bandung, pukul 09.00 WIB.
Darso meninggal dunia dalam perjalanan ke Rumah Sakit Umum Daerah Soreang, Kabupaten Bandung, pada Senin, 12 September 2011. Dokter Instalasi Gawat Darurat menyatakan Darso telah berpulang ketika datang pukul 14.20 WIB. Penyebab kematiannya tidak diketahui karena jenazah langsung dibawa ke rumah duka oleh keluarga.
Musisi Ismet Ruchimat mengatakan dunia seni Sunda kehilangan dua tokoh besar di bidang seni suara dalam rentang waktu yang berdekatan, yaitu Darso dan sebelumnya penembang Euis Komariah. "Dua kekuatan vokal itu sekarang belum ada penerusnya," kata pentolan grup musik Samba Sunda itu.
Kepergian Darso, ujarnya, bakal mempengaruhi dunia musik pop Sunda. Sebab, selama puluhan tahun, popularitas Darso banyak memberi warna dan menjadi kiblat penyanyi pop Sunda.
Darso memulai kariernya sebagai penyanyi pop Sunda bersama kelompok Baskara pada 1968. Namanya mulai melejit setelah membentuk kelompok Calung Darso pada 1978. Kini sudah ratusan album dan lagu yang dibawakan. Beberapa yang menjadi hits seperti Kabogoh Jauh, Dina Amparan Sajadah, Gara-gara SMS, dan Dago Pakar.
Adapun Darso punya keinginan lain yang belum terpenuhi. Saat wawancara dengan Tempo beberapa waktu lalu, penyanyi kelahiran Bandung, 12 Agustus 1945, itu sangat ingin membangun patung monumen Mang Koko di Bandung. "Dia musikus besar Sunda, tapi nggak ada yang perhatian," ujarnya.
Darso berharap seniman Sunda lainnya dan pemerintah daerah mau mewujudkan monumen itu. Mang Koko dikenal sebagai seniman karawitan Sunda.
ANWAR SISWADI