TEMPO Interaktif, Jakarta - Untuk mengenang dedikasi Liz Taylor dalam dunia perfilman sekaligus mengetengahkan perjalanan hidup sang aktris, Bentara Budaya Bali menggelar program Sinema Bentara: “Putar Film Elizabeth Taylor”. Agenda rutin yang merupakan kerja sama Bentara Budaya Bali (BBB) dengan Udayana Scientific Club (USC) dan Komunitas Sahaja ini akan berlangsung pada Jumat-Sabtu, 19-20 Agustus 2011.
Dalam pemutaran kali ini disuguhkan enam film yang dibintangi Elizabeth Taylor. Pada hari pertama diputar tiga film, yakni National Velvet, Cat on a Hot Thin Roof, dan Butterfield 8. National Velvet merupakan film yang menghadirkan Elizabeth sebagai bintang utama setelah sebelumnya tampil sebagai pemeran pembantu.
Film kedua, yakni Cat on a Hot Thin Roof , berdurasi 108 menit, mengangkat cerita dari naskah drama Tennessee Williams. Film ketiga, Butterfield 8, merupakan film yang berhasil membawa Elizabeth Taylor meraih piala Oscar pertamanya. Di film ini, Taylor bermain bersama suami keempatnya, Edddie Fisher.
Pada hari kedua diputar film epik sejarah fenomenal, yakni Cleopatra. Film ini dibuat di dua tempat, yakni Inggris dan Amerika, dan menelan biaya hingga US$ 60 juta. Dalam film ini, Elizabeth Taylor hadir dengan karakternya sebagai Ratu Cleopatra yang begitu melekat dengan sosok dirinya hingga kini.
Selain Cleopatra juga ditayangkan sebuah film dokumenter berjudul The Elizabeth Taylor Story (86 menit) yang mengisahkan kehidupan pribadi Elizabeth Taylor. Acara pemutaran film ini akan ditutup dengan film berjudul Who’s Afraid of Virginia Woolf (1966, 150 menit), sebuah film drama perkawinan yang dimainkan bersama Richard Burton. Elizabeth Taylor kembali meraih Oscar sebagai aktris terbaik lewat film ini.
Selain pemutaran film, akan digelar pula diskusi film bersama Luh Virsa Paradissa. Luh Virsa Paradisa merupakan lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang juga aktif di LSM dalam bidang penanggulangan AIDS. Ia berusaha mempertautkan perfilman sebagai dunia yang sering kali identik dengan hal yang bersifat glamor, namun di sisi lain juga bersentuhan dengan kepedulian sosial serta kemanusiaan.
"Liz Taylor memiliki kepedulian dan jiwa sosial yang tinggi, terutama terhadap pengidap AIDS,” ujar Sri Puspita, koordinator program Bentara Bali.
ROFIQI HASAN