TEMPO Interaktif, Bandung - Penembang lagu Sunda Cianjuran, Euis Komariah, meninggal dunia, Kamis, 11 Agustus 2011, dini hari sekitar pukul 02.00 WIB, di Rumah Sakit Santosa, Bandung, Jawa Barat. Sebelum wafat, penyanyi berusia 61 tahun itu masih sempat menurunkan ilmunya ke para pelajar dan seniman lain yang ingin jadi juru kawih.
Menurut Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata Jawa Barat, Herdiwan, kematian Euis Komariah mengagetkan banyak orang di dekatnya. "Karena tidak ada keluhan sakit sebelumnya," ujarnya.
Malah, Herdiwan menambahkan, Euis Komariah terlihat sehat dan kuat saat menunggui suaminya, Gugum Gumbira. Gugum, pencipta tarian jaipong, sekitar dua bulan harus dipasangi ring di jantungnya. "Tiba-tiba beberapa hari lalu, Bu Euis minta dibawa ke rumah sakit dan pagi tadi meninggal," katanya.
Euis meninggalkan seorang suami, Gugum Gumbira, serta empat putri dan 11 cucu. Siang tadi, Euis dimakamkan di tanah kelahirannya, Kampung Cipeujeun, Desa Pacet, Kecamatan Majalaya, Kabupaten Bandung. Menurut Ismet Ruhimat, seorang seniman Bandung, Euis diduga mengidap penyakit sejak lama. "Rupanya beliau mengidap penyakit di usus," ujarnya.
Sebelum meninggal, Euis tengah menjalani program pewarisan maestro tembang. Menurut Herdiwan, pewarisan itu untuk memberi contoh dan pengajaran tembang yang baik kepada generasi muda. Latihan tembangnya dua kali seminggu. "Supaya muncul Euis-Euis Komariah baru, "ujarnya.
Euis membuat rekaman album sejak 1960. Setelah menikah, ia sering tampil bersama kelompok musik Jugala yang dibentuk suaminya. Selain tembang Cianjuran, Euis menyanyikan lagu pop Sunda serta gamelan.
ANWAR SISWADI