TEMPO Interaktif, Jakarta - Fadjroel Rahman, aktivis sekaligus Ketua Lembaga Pengkajian Demokrasi dan Negara Kesejahteraan, pernah membuat haul untuk memcukur rambut kepalanya hingga plontos jika tiga syarat terkait Nazaruddin terpenuhi. Tiga syarat tersebut antara lain Nazar dipecat dari partainya, Nazar tertangkap, dan Nazar diberhentikan dari DPR.
Plontos, menurut Fadjroel, merupakan simbol optimisme kebersihan. Karena itu, begitu ketiga syarat tersebut sudah terpenuhi, ia berjanji akan membabat habis rambutnya di Gedung KPK.
Namun belakangan dari tiga syarat status Nazar, baru dua di antaranya yang terbukti, yakni pemecatan Nazar dari Partai Demokrat serta tertangkapnya Nazar oleh Interpol di Kota Cartagena, Kolombia, Ahad lalu, 7 Agustus 2011.
Sedangkan syarat ketiga, yakni pemberhentian Nazar dari DPR, ternyata urung terlaksana. Kepastian Nazaruddin masih bercokol di Senayan itu diperoleh Fadjroel siang tadi mendatangi Gedung Sekretariat Jenderal DPR.
Pihak Setjen memberi tahu bahwa DPR tidak bisa meneruskan proses pergantian antarwaktu (PAW) Nazar ke KPU karena belum ada surat pemecatan Nazar dari Partai Demokrat.
Padahal, pada Rakornas Partai Demokrat di Bogor dua pekan lalu petinggi partai ini menyatakan akan memecat Nazaruddin dari keanggotaan partai. "Partai Demokrat telah berbohong, dan aku enggak jadi plontos, dong," kata Fadjroel di Gedung DPR, Rabu 10 Agustus 2011.
Tak hanya itu yang membuat Fadjroel geram. Ternyata Nazar masih mendapatkan fasilitas negara dan gaji sebagai anggota Dewan. "Tidak ada usulan dari Demokrat, sehingga dia (Nazaruddin) masih anggota DPR dan digaji dari uang pajak kita," ucapnya.
Isu Fadjroel plontos mencuat di Twitter dalam tiga hari terakhir. Fadjroel melalui akun @Fadjroel mengaku banyak yang mem-bully di Twitter akibat janji tersebut. Bagaimana pun ia siap tampil dengan kepala licin tanpa helaian rambut seperti kicauannya kepada @twteguhwiyono: siap bro, pasti ditepati, saya bukan tipe #VirusSBY janjikan, prihatin, lupakan.
MAHARDIKA SATRIA HADI