Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Binatang Besi Noor Ibrahim

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta -Patung kuda itu terbuat dari besi dan alumunium. Dengan tinggi 165 sentimeter dan panjang 270 sentimeter, sekujur tubuhnnya –dari kepala hingga ekor- berwarna hijau tua bertotol kuning cerah. Di perut, leher dan punggungnya menempel serpihan mesit kendaraan bermotor.

Pelari Yang Terlupakan, itulah judul patung karya Noor Ibrahim yang dipajang dalam pameran tunggal yang berlangsung dari 6-20 Agustus di Sangkring Art Space Yogyakarta. Mengambil tema pameran Courage, Ibrahim, perupa kelahiran Magelang tahun 1966 itu menampilkan patung-patung berupa binatang.

Sebut saja, selain patung kuda itu, ada juga patung berbentuk jerapah dengan judul Another Angel setinggi 3 meter, ayam jago berjudul Tanda Pagi setinggi 2,25 meter atau capung berjudul Survival. Meski tak setinggi 3 patung sebelumnya, ukuran Survival tak kalah besar. Dengan tinggi 1,8 meter, capung berwarna hijau tua itu memiliki lebar hingga 4,45 meter.

“Saya ingin bercerita tentang manusia, tapi lewat binatang,” kata Ibrahim pada Tempo di sela pembukaan pamerannya, Sabtu (6/8) malam kemarin.

Menurut lelaki berjambang lebat yang selalu mengenakan kacamata berwarna oranye itu, dari patung-patung binatang itu dia hendak bercerita tentang kerusakan alam. Seperti halnya kuda sebagai Pelari Yang Terlupakan, manusia mulai banyak melupakan keseimbangan ekosistem dan kelestarian lingkungan. Untuk urusan yang satu itu, bagi dia, lebih pandai menjaganya.

Semua patung Ibrahim terbuat dari bahan besi dan alumunium. Dikerjakan sejak satu setengah tahun lalu, selain ukurannya yang terbilang besar, bentuk patung-patungnya jauh dari kesan binatang sebenarnya. Lekukan di tiap tubuh binatang yang dia buat, lebih mirip bentuk-bentuk kubisme. “Saya lebih cocok (berkarya) dengan besi,” kata dia.

Antara satu lempeng alumunium dengan yang lain, antara satu potongan besi dengan yang lain, dia sambung dengan cara dilas. Hanya satu karyanya yang berbahan perunggu dan dibuat teknik pengecoran. Judulnya, The Birds In INRI.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karya itu berupa dua ribu patung burung seukuran genggaman tangan yang disusun menjadi bentuk citraan orang yang tersalip setinggi sekitar empat meter. Cukup tinggi hingga Ibrahim tak menempatkannya di dalam ruangan, melainkan di lorong Sangkring Art Space.

Selain The Birds In INRI, sebuah karya lain juga ditempatkan di luar ruangan. Judulnya Pemberani yang berbentuk kalajengking warna merah menyala. Dengan ukuran 4,7 x 2 x 3 meter, patung itu ditempatkan di halaman menyambut orang-orang yang datang.

Bagi Ibrahim, karya-karya patungnya sekaligus ekspresi keprihatinannya betapa hubungan dua jenis makhluk hidup, manusia dan binatang, selalu menyisahkan ketidakharmonisan. “(Semestinya) manusia dan binatang bisa hidup berdampingan,” kata dia.

Dalam pengantarnya, Wahyudin AS menilai Ibrahim menemukan rupa binatang secara ekspresionistis. Bekas pengelasan dan paluan pada sosok patung binatang yang dibuat Ibrahim mengajak pemirsanya merenungkan kembali keberadaan mereka.

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

26 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

33 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.