TEMPO Interaktif, Jakarta- KRT. Gaura Mancacaritadipura menegaskan musik keroncong merupakan asli kreasi bangsa Indonesia, bukan impor dari Portugis. Hanya saja, alat musik ukulele yang biasa dimainkan dalam keroncong memang pertama kali dibawa dan diperkenalkan oleh tentara Portugis saat menginjakkan kaki di Indonesia.
“Tapi yang menciptakan dan mengembangkan musik serta lagu-lagu keroncong ya orang Indonesia sendiri,” ujar Gaura kepada Tempo usai acara pelantikan Pengurus Himpunan Artis Musik Keroncong Indonesia (Hamkri) yang diketuai Sundari Sukoco di Omah Betari Sri di kawasan Cilandak, Selasa 26 Juli 2011 siang.
Lelaki asal Australia yang sejak 2004 menjadi warga negara Indonesia itu diakui sangat berperan dalam menominasikan dan memperjuangkan batik dan keris kepada UNESCO sebagai warisan budaya asli Indonesia. Kali ini, ia pun menyatakan siap membantu mewujudkan harapan para seniman musik keroncong agar Unesco menjadikan musik ini sebagai warisan budaya asli Indonesia. Usulan ini sebelumnya disampaikan Ketua Himpunan Seni Budaya Indonesia Erman Suparno.
Ia menyarankan, agar usulan tentang musik keroncong diterima Unesco, musik ini benar-benar harus terus dihidupkan ke berbagai daerah. Juga pelakunya harus diperluas ke kalangan generasi muda. Caranya, selain melalui jalur formal ke sekolah-sekolah, ya melalui festival.
“Kalau mereka sering mendengar, pasti lambat laun akan ikut menikmati dan mencintainya. Berikutnya sangat mungkin dari kalangan anak muda melahirkan pengembangan dan kreasi baru dari musi keroncong,” ujar Gaura yang dikenal mahir mendalang dan memainkan musik karawitan itu.
Penyanyi keroncong sekelas Sundari Sukoco, ia menambahkan, sangat tepat menjadi duta musik yang satu ini. “Bukan karena beliau cantik, tapi suaranya memang kelasnya maha bintang untuk menyanyi keroncong,” ujar Gaura.
Sudrajat