TEMPO Interaktif, Bandung - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring mendadak terdiam sejenak saat disinggung soal dirinya yang masuk dalam jajaran 24 politikus terpopuler versi famecount.com. Meskipun di situs jejaring sosial Tifatul mengaku hanya membuat pantun.
“Ya nggak tahulah saya, saya cuma pengin mendalami teman-teman di bloger, di sosial media ini dunia apa sih,” kata dia saat menghadiri sebuah seminar tentang keamanan informasi di Bandung, Selasa, 19 Juli 2011.
Yang di-posting melalui akun Twitter, kata Tifatul, hanya pantun yang pada pagi hari di-posting untuk memberi semangat. ”Tapi, kadang-kadang nyindir juga,” kata Tifatul. ”Namanya orang berdialog.”
Tifatul pun berpantun. ”Enak berjalan ke Tanah Abang, beli sepotong baju piyama. Banyak sekali posternya abang, padahal pemilunya masih lama,” katanya. ”Saya kan nggak sebut nama, kalau ada yang kesindir, Alhamdulillah.”
Ditanya berapa pengikutnya, Tifatul mengaku jumlahnya menembus 237 ribu pengikut.
Tifatul mengaku bahwa dalam aktivitas di jejaring media sosial, yang tidak disukainya adalah soal bahasa. “Bahasanya ada yang nggak sopan, tapi yang lainnya saya senang,” katanya.
Tifatul juga mengaku bahwa Kementeriannya sempat meneliti pengguna situs sosial di Indonesia yang ternyata kebanyakan remaja. ”Mereka ini orang yang bebas, yang belum mengerti etika,” katanya.
Menurutnya, merajalelanya sosial media membuat strata sosial orang timur teraduk dan terguncang. ”Struktur sosial tidak lagi hierarkis, tapi flat,” kata Tifatul. ”Mentang-mentang unknown account, digunakan untuk menyerang orang lain secara bullying, saya imbau caranya sopan.”
Di depan peserta seminar, Tifatul sempat meluruskan berita yang menyebutkan bahwa Kementeriannya akan mengontrol sosial media. ”Ini pelintiran,” kata Tifatul. “Pemerintah tidak akan mengontrol media.”
AHMAD FIKRI