Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kolaborasi Seni Perempuan Inggris Lintas Agama

image-gnews
Iklan

TEMPO Interaktif, London - Apa jadinya bila para perempuan berkumpul dan mengarahkan jiwa seni, agama dan hasrat mereka untuk membuat perubahan sosial yang positif? Hasilnya luar biasa, dan tidak ayal menyatukan para perempuan yang mungkin tidak akan pernah bertemu dalam situasi biasa.

Seni memberi sebuah peluang bagi para perempuan dari berbagai lapisan masyarakat dan berbagai agama untuk menemukan berbagai kesamaan yang mereka miliki selaku perempuan, orang beriman dan pencinta seni. Ini adalah sebuah konsep yang bisa dimengerti oleh siapa saja ketika pertama kali diperkenalkan dengan konsep ini. Ini adalah sesuatu yang perlu dialami sebelum bisa sepenuhnya diapresiasi.

Program Three Faiths Forum di Inggris bernama Women ARTogether, mencoba mewujudkan konsep itu dengan menggunakan seni sebagai perangsang adanya perbincangan di antara para perempuan dari berbagai agama.

Salah satu contoh hasil kolaborasi seni yang telah dipamerkan Women ARTogether adalah sebuah karya berjudul "Armour", yang dibuat oleh tiga seniman--yang satu Kristen, yang satu Yahudi, dan satunya lagi Muslim. "Armour" adalah sebuah karya seni tiga panel yang mengetengahkan gagasan para perempuan sebagai ksatria, hasrat alamiah mereka untuk melindungi diri dari tekanan sosial dan masalah hidup serta perlindungan yang mereka berikan kepada anak-anak mereka. Setiap bagian melengkapi yang lain dan bersama-sama menunjukkan tekad para perempuan, kenestapaan yang tidak terperhatikan dan kecemasan yang dirasakan ketika anak-anak mereka meninggalkan rumah.

Kecemasan ini berasal dari cinta tulus seorang ibu atau nenek dan rasa takut akan kehilangan atau kemalangan yang menimpa manusia-manusia paling berharga dalam hidup mereka. Ini mendesak mereka untuk mengucap doa-doa khusus, mengikat pita merah untuk mengusir kemalangan atau mengenakan jimat, seperti kalung yang berisi gulungan kecil kitab suci--praktik yang lumrah di kalangan perempuan di banyak tradisi agama. Ada kesadaran dari para perempuan yang melihat "Armour" di Festival Women ARTogether pada November tahun lalu bahwa baik ras maupun agama tidaklah banyak membedakan mereka, mengingat berbagai karakteristik dan perasaan yang sama ini.

Women ARTogether juga telah memberi para seniman muslim kesempatan untuk menunjukkan karya mereka di Museum Yahudi, London, dan berbagai galeri seni Kristen, seperti Wallspace. Kesempatan yang sama telah diciptakan untuk para seniman Yahudi dan Kristen yang akan menampilkan karya mereka di galeri-galeri seni Islam, seperti Mica Gallery di London.

Three Faiths Forum optimistis bahwa para seniman ini akan berhasil mendorong warga masyarakat untuk melihat karya mereka. Mudah-mudahan serangkaian pertukaran lintas budaya akan menyusul, di mana orang-orang Muslim dan Kristen mengunjungi Museum Yahudi dan sebaliknya. Sebagian besar orang tidaklah enggan untuk mengunjungi komunitas lain, tetapi biasanya bukanlah karena tidak ada cukup prakarsa yang mendorong atau membantu interaksi semacam ini.

Tapi, ini adalah sebuah prakarsa baru yang kuat yang mendorong adanya interaksi semacam itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Yang cukup mengejutkan adalah adanya gelombang perempuan seniman muslim yang telah menanti-nanti sebuah kesempatan untuk menghilangkan berbagai mitos dan menyuarakan pendapat mereka melalui seni. Walaupun banyak seniman muslim yang kami temui tidak selalu menciptakan karya seni yang berkaitan dengan agama, ketika diperkenalkan dengan gagasan kolaborasi seni dan diberi kesempatan untuk mengirim pesan persatuan kepada komunitas yang beragam, ada banyak nama yang mendaftar.

Grup musik wanita Yalla, yang telah menciptakan suatu perpaduan musikal antara Klezmer (tradisi musik Yahudi Ashkenazi dan Hasid), hip hop dan jazz, adalah satu contoh lagi bagaimana para perempuan telah menyatukan bakat mereka dan menciptakan sebuah gaya musik yang inovatif, yang memikat orang-orang dari semua budaya dan agama.

Anggota grup ini yang muslim adalah para perempuan terlatih yang menampilkan lirik-lirik yang sering kali mengekspresikan luka hati mereka karena berlanjutnya potret negatif perempuan muslim di Barat. Rekan-rekan Yahudi dan Kristen di band ini membantu mereka dengan memainkan musik latar, dan mendorong mereka untuk terus maju, dan mengirim pesan-pesan solidaritas dan empati kepada mereka.

Para perempuan yang menyaksikan pertunjukan ini sangat merasa terberdayakan, terdorong dan tergerak oleh tontonan persahabatan dan sikap pengertian. Para muslimah secara khusus telah merasa didorong oleh para musisi Yalla, dan mereka sering diundang oleh organisasi-organisasi perempuan muslim untuk tampil dalam berbagai acara komunitas karena pengaruh kuat yang mereka miliki.

Para perempuan tengah menciptakan peluang agar masyarakat terjembatani lewat seni, dan kita berharap bahwa banyak lagi perempuan yang lain akan mau menjelajahi pertukaran ini dan melintasi sisi lain.

HADIYA MASIEH, Manajer Proyek Women ARTogether, anggota pengurus Friends of the Bereaved Families Forum (FBFF) di Inggris dan pengawas yayasan di masjidnya di London Utara.

Artikel ini disebarluaskan oleh CGNews.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Bertemu KWI, Muhaimin Iskandar: Jalin Kebersamaan dalam Dialog Antaragama

29 November 2021

Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar
Bertemu KWI, Muhaimin Iskandar: Jalin Kebersamaan dalam Dialog Antaragama

Muhaimin Iskandar melakukan pertemuan dengan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) di Cikini, Jakarta Pusat.


Wapres Ma'ruf Amin Imbau Isi Khotbah Tak Berisi Narasi Permusuhan

17 November 2019

Wakil Presiden Maruf Amin (tengah) bersama Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar (kiri) mengikuti jalan santai Antar Iman  di Jalan MH Thamrin, Jakarta, Ahad, 17 November 2019. Kegiatan jalan santai yang diikuti warga lintas agama dan keyakinan itu bertujuan untuk menumbuhkan toleransi dan merawat kebhinekaan. ANTARA
Wapres Ma'ruf Amin Imbau Isi Khotbah Tak Berisi Narasi Permusuhan

Ma'ruf Amin mengatakan saat ini Indonesia membutuhkan narasi-narasi kerukunan, bukan narasi-narasi konflik.


Indonesia dan Malaysia Bangun Dialog Antaragama Islam - Konghucu

4 Juni 2018

Utusan Khusus Pemerintah Indonesia, Din Syamsuddin (tengah) memberi sambutan forum dialog Islam-Konghucu di Jakarta, 4 Juni 2018.
Indonesia dan Malaysia Bangun Dialog Antaragama Islam - Konghucu

Utusan khusus Presiden Indonesia untuk dialog antaragama dan antarnegara, Din Syamsuddin, mengadakan dialog Islam dan Konghucu dengan Malaysia.


Menag Apresiasi 6 Poin Rumusan Etika Kerukunan Umat Beragama

11 Februari 2018

Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj (tengah) bersama Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kanan), mengikuti Apel Hari Santri Nasional 2017 di Tugu Proklamasi, Jakarta, 22 Oktober 2017. Hari Santri Nasional tahun ini mengambil tema Meneguhkan Peran Santri dalam Bela Negara, Menjaga Pancasila, dan NKRI. ANTARA
Menag Apresiasi 6 Poin Rumusan Etika Kerukunan Umat Beragama

Enam poin rumusan etika kerukunan umat beragama itu diserahkan ke Presiden Joko Widodo.


Kenapa Jokowi Undang Berbagai Pemuka Agama Akhir-akhir Ini?

8 Agustus 2017

Presiden Jokowi (tengah) bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla (kedua kanan), Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kanan), tokoh ulama Banten Abuya Muhtadi bin Abuya Dimyati (kedua kanan), pimpinan Pondok Pesantren Al Anwar Maimoen Zubair (kiri), Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Maruf Amin (kedua kiri) menghadiri Dzikir Kebangsaan di halaman Istana Merdeka, Jakarta, 1 Agustus 2017. ANTARA/Puspa Perwitasari
Kenapa Jokowi Undang Berbagai Pemuka Agama Akhir-akhir Ini?

Sepekan terakhir, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kerap memanggil pemuka agama ke Istana Kepresidenan, ada pesan apakah dari berbagai pertemuan itu?


Maruf Amin Tagih Janji Jokowi Soal Pelaksanan Dialog Nasional

12 Mei 2017

Presiden Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno bertemu dengan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj, Sekretaris Jenderal PBNU Helmy Faishal Zaini, Rais Aam NU yang juga Ketua MUI Maruf Amin di kantor pusat PBNU, Jakarta, 7 November 2016. ANTARA FOTO
Maruf Amin Tagih Janji Jokowi Soal Pelaksanan Dialog Nasional

Ketua MUI Pusat KH Maruf Amin, menagih janji Presiden Jokowi mengenai rencana melakukan dialog nasional untuk mengatasi berbagai persoalan bangsa.


Zakir Naik: Hanya Warga Bekasi Tak Bertanya Soal Al Maidah 51

11 April 2017

Penceramah asal India, Zakir Naik,menyampaikan orasi ilmiahnya di hadapan ribuan para peserta di Baruga AP Pettarani, Universitas Hasanuddin, Makassar, Sulawesi Selatanm, 10 April 2017. Dalam ceramah umumnya, Dr Zakir Naik menyebut, puasa, zakat, dan berhaji ke Makkah tak hanya diajarkan oleh Islam, tapi juga diajarkan dalam ajaran Kristen. TEMPO/Iqbal Lubis
Zakir Naik: Hanya Warga Bekasi Tak Bertanya Soal Al Maidah 51

Di Makassar, seorang jamaah Hafid kembali bertanya kepada Zakir Naik soal pemimpin suatu daerah yang bukan muslim seperti di Al Maidah 51.


Di Makassar, Zakir Naik: Kenapa Angka Kriminalitas di Arab Rendah

10 April 2017

Cendekiawan muslim, Zakir Naik, memberikan pemaparan saat kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DI Yogyakarta, 3 April 2017. Selama mengunjungi Indonesia Zakir Naik melakukan dakwah di sejumlah daerah antara lain di Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, dan Makasar. ANTARA FOTO
Di Makassar, Zakir Naik: Kenapa Angka Kriminalitas di Arab Rendah

Di sela ceramah di Makassar, Zakir Naik mengungkapkan penyebab angka kriminalitas di Arab Saudi rendah.


Wali Kota Bekasi Bantah ke Vatikan Hadiah dari Izin Santa Clara

9 April 2017

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi usai melakukan pertemuan di Balaikota, Jakarta, 25 November 2015. TEMPO/M IQBAL ICHSAN\
Wali Kota Bekasi Bantah ke Vatikan Hadiah dari Izin Santa Clara

Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi diundang ke Vatikan pada 24 Mei 2017 mendatang. Rahmat membantah undangan itu hadiah dari pemberian izin Santa Clara.


Zakir Naik Tampil di Bekasi, Ini Reaksi Positif Sekretaris Daerah

8 April 2017

Cendekiawan muslim, Zakir Naik, memberikan pemaparan saat kuliah umum di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), DI Yogyakarta, 3 April 2017. Selama mengunjungi Indonesia Zakir Naik melakukan dakwah di sejumlah daerah antara lain di Bandung, Yogyakarta, Ponorogo, dan Makasar. ANTARA FOTO
Zakir Naik Tampil di Bekasi, Ini Reaksi Positif Sekretaris Daerah

Sekretaris Daerah Kota Bekasi Rayendra Sukarmadji mengatakan izin kepada panitia ceramah Zakir Naik adalah bukti konsistensi menjaga toleransi agama.