TEMPO Interaktif, Denpasar - Mantan Pemimpin Redaksi majalah Playboy Indonesia Erwin Arnada siap menerbitkan dua buku yang digarapnya selama 8,5 bulan di penjara. Selain itu, kisah hidupnya juga akan difilmkan perusahaan film dari Amerika Serikat.
Buku pertama yang akan terbit adalah Midnite di Negeri Nonsense yang berkisah tentang pengalamannya saat berada di Lembaga Pemaasyarakatan Cipinang, Jakarta. “Semuanya saya garap tengah malam karena sulit untuk bisa tidur,” ujarnya dalam diskusi dengan Komunitas Kreatif, Bali, Rabu malam, 13 Juli 2011 di Denpasar.
Buku ini juga berisi esai-esai mengenai dinamika bangsa yang dilihatnya dari kacamata seorang terpidana. “Semuanya saya anggap nonsense karena banyak sekali yang tidak sesuai dengan faktanya,” ujarnya. Proporsi buku setebal 200 halaman itu adalah 20 tulisan esai serta 30 tulisan pengalaman dalam penjara.
Sayangnya, meski semua bahan telah selesai ditulis, Erwin mengaku kesulitan menemukan penerbit yang bersedia membantunya. Hal itu karena masih ada ketakutan akan posisinya sebagai mantan pimpinan Playboy.
“Rupanya urusan Playboy itu memang belum selesai,” ujarnya yang telah dinyatakan bebas melalui putusan Peninjauan Kembali (PK) Mahkamah Agung.
Sementara itu buku kedua bertajuk Rabbit Versus Goliath yang akan diterbitkan penerbit dari Amerika. Buku itu akan mengisahkan perjalanan hidupnya sebagai menjadi seorang wartawan hingga kemudian memimpin Playboy dan harus dipenjara. “Rencananya terbit tahun depan,” ujarnya mengenai buku setebal 250 halaman itu. Buku dalam bahasa Inggris ini kemudian akan sekaligus difilmkan.
Erwin mengaku sudah tidak berminat lagi menerbitkan Playboy karena terlalu berisiko bagi banyak orang dan bukan hanya bagi dirinya. Di Bali, dia justru menerbitkan sebuah tabloid What’s in Bali yang berisi peristiwa dan tokoh-tokoh kebudayaan.
“Saya berusaha melakukan sesuatu untuk Bali yang telah menerima saya apa adanya,” ujarnya. Dia juga bercita-cita mendirikan sebuah lembaga yang bergerak dalam perlindungan wartawan.
ROFIQI HASAN