TEMPO Interaktif, Jakarta - Erwin Gutawa, komposer kondang itu, bolehlah dikelompokkan sebagai orang aneh. Di zaman sekarang, saat komunikasi sudah maju, dia memilih untuk tidak menggunakan telepon seluler.
Apa alasan ayah dua anak perempuan ini ogah berponsel? Pasti bukan karena tidak mampu, tapi dia memang ogah. Belasan tahun silam, saat telepon genggam--dulu istilahnya kan begitu--mulai populer, Erwin sempat menenteng telepon yang ukurannya masih sebesar batu bata itu.
Namun, lama-lama dia tidak merasa perlu mengantongi telepon di saku bajunya. “Mobilitas saya kan tidak tinggi. Seharian berada di studio,” katanya di sela-sela persiapan pertunjukan Musikal Laskar Pelangi di Teater Jakarta, pekan silam. “Kalau ada apa-apa, tinggal telepon ke studio,” katanya sambil tersenyum.
Sejauh ini, memang dia belum menemukan masalah. Kalau pun harus manggung di sebuah tempat, dia juga punya alasan. Di sekelilingnya ada orang yang bisa dikontak. Kalau janjian bertemu di sebuah tempat? “Nah, janjiannya harus tepat banget tuh,” kilahnya.
Aman baginya, tapi tidak bagi orang lain. Mira Lesmana, rekan kerjanya di proyek musikal ini mengaku sempat juga stres saat bersama teman lainnya janjian bertemu dengan Erwin di airport. “Wah, jamnya sudah dekat, tapi dia belum juga datang. Nah, kita kan bingung mau telepon ke mana?” kata Mira.
Akhirnya, rahasia pun terungkap. Sebenarnya, keluarganya sempat memberikan telepon seluler. Alasannya, apalagi selain supaya gampang ditelepon. Alih-alih mudah dihubungi, telepon itu malah tak bisa dikontak. “Saya taruh di dalam tas,” katanya sambil tergelak. Erwin mengaku lupa kalau istrinya menitipkan telepon.
Pada akhirnya, Erwin memperlakukan ponsel tak ubahnya seperti telepon rumah. Kalau bukan untuk menelepon, ya ditelepon. “Lagi pula saya kan orangnya gaptek banget,” katanya. Wajarlah kalau dia tidak memiliki akun Facebook atau Twitter.
Untuk soal ini, dia jelas kalah oleh murid-murid sekolah dasar yang piawai berkirim pesan dan browsing dari telepon selulernya.
IB