TEMPO Interaktif, Surakarta - Ribuan penerbang berkarnaval di jalan protokol Kota Surakarta, Rabu 29 Juni 2011. Mereka bukan pilot ataupun kru pesawat, melainkan penabuh alat musik terbangan alias rebana, yang berkarnaval sembari membawakan seni hadrah.
Kegiatan bertajuk Festival Hadrah 2011 tersebut digelar di sepanjang jalan protokol, dari Lapangan Kottabarat hingga Balai Kota Surakarta. Sebagian besar peserta berpakaian putih-putih, ada yang berjalan kaki, mengendarai delman, mobil, hingga truk trailer.
Festival Hadrah diikuti oleh beberapa kelompok pengajian. Di antaranya Jamaah Muji Rosul, Majelis Ar Raudhah, serta Majelis Al Hidayah. Mereka berdatangan dari Kota Surakarta serta kabupaten lain di sekitarnya. Kelompok drum band dari kepanduah Hisbul Wathan tampil di muka dengan seragam khasnya.
Sepanjang jalan, peserta festival yang terbagi menjadi beberapa kelompok itu memainkan rebana sembari melantunkan puji-pujian kepada Nabi Muhammad. Tidak hanya menggunakan rebana, beberapa di antaranya menggunakan peralatan modern berupa seperangkat drum. Bahkan, peserta yang mengendarai truk trailer menggunakan peralatan sound system berkapasitas besar.
Bukan hanya kelompok pengajian yang mengikuti festival itu. Satu truk terbuka yang dipenuhi anggota polisi juga ikut melintas. Mereka tidak mengamankan kegiatan itu. Tapi, turut menabuh rebana serta melantunkan salawat dengan menggunakan seragam polisi.
Beberapa komunitas juga turut menyemarakkan kegiatan tersebut. Seperti komunitas sepeda onthel, misalnya, mereka melantunkan pujian dengan mengendarai sepeda kuno. Komunitas Solo Reptil juga ikut berkarnaval dengan membawa binatang reptil piaraan masing-masing.
Menurut juru bicara Festival, Dendy Santoso, festival itu diikuti oleh sekitar 120 grup hadrah. “Masing-masing grup minimal berisi 20 peserta,” kata dia. Kegiatan tersebut digelar untuk memperingati Hari Isra Mi'raj.
Salah seorang penonton, Sulistyo, mengaku puas dengan penyelenggaraan kegiatan tersebut. Menurutnya, selama liburan ini Surakarta dipadati dengan berbagai kegiatan budaya, seperti Solo Batik Carnival serta Solo International Performing Art. “Festival hadrah yang merupakan sarana dakwah dengan balutan budaya ini bisa menjadi pelengkap,” kata dia.
AHMAD RAFIQ